Sejarah Puasa Asyura 10 Muharram Umat Islam Berbeda dengan Agama Lainnya

Rilo Pambudi
Sejarah puasa asyura 10 Muharram yang berhukum sunah sangat dianjurkan dikerjakan Muslim lantaran memiliki keutamaan dan keistimewaan. Foto: Ist

Puasa Asyura Islam Berbeda dengan Umat Yahudi dan Nasrani

Karena umat Yahudi dan Nasrani juga melaksanakan puasa di hari kesepuluh Muharram, maka dianjurkan juga untuk melaksanakan puasa di hari sebelumnya dan setelahnya. 

Hal itu semata-mata agar menjadi pembeda dari puasa yang dilakukan oleh umat beragama lain. 

Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafadz sebagaimana telah disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam al-Huda dan al-Majd Ibnu Taimiyyah dalam al-Muntaqa 2/2 disebutkan: 
خَالِفُوا الْيَهُودَ وَصُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ وَ يَوْمًا بَعْدَهُ

"Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya." Serta dari riwayat ath-Thahawi menurut penuturan pengarang Al-Urf asy-Syadzi, disebutkan pula:

صُومُوهُ وَصُومُوا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا وَ لاَ تُشَبِّهُوَا بِالْيَهُوْدِ
"Puasalah pada hari Asyura dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya dan janganlah kalian menyerupai orang Yahudi." Puasa yang dilaksanakan sebelum hari Asyura sering dikenal sebagai puasa Tasu'a, yakni puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram.  

Wallahualam bisawab
 

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network