“Saya telah menabrak tembok dalam penelitian saya,” tulis Anderson dalam abstrak makalahnya yang terdiri dari 4.000 kata yang diterbitkan dalam jurnal Qualitative Research.
“Wawancara semi-terstruktur (Bernard, 2006) hanya dapat membawa Anda sejauh ini, terutama ketika topiknya sensitif (Lee, 1993), yang merupakan milik saya," lanjut tulisan Anderson.
“Jadi saya menyadari bahwa tubuh saya dilengkapi dengan alat penelitiannya sendiri yang dapat memberi saya, secara harfiah, pemahaman langsung tentang shota.”
Andersson, yang berasal dari Swedia, juga menyimpulkan bahwa masturbasi bisa menjadi tindakan "perawatan diri".
"Berpikir lebih kritis tentang masturbasi saya sendiri juga membuat saya bertanya-tanya apakah semua seks adalah masturbasi, dalam arti bahwa orang-orang fokus pada kesenangan mereka sendiri dan menggunakan orang lain sebagai 'materi masturbasi'," tulisnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait