Shota mengacu pada genre komik Jepang yang dikenal karena menggambarkan anak laki-laki muda dalam situasi yang menjurus ke arah seksual, seringkali dengan pria dewasa.
Genre ini dipandang sebagai padanan laki-laki dari "lolicon", yang menampilkan gadis-gadis pra-remaja yang melakukan pertemuan erotis dengan sebagian besar pria dewasa.
Meskipun makalah tersebut awalnya diterbitkan secara online pada bulan April, namun menjadi viral di Twitter awal pekan ini, memicu perdebatan tentang etika dan nilai penelitian. Banyak yang mempertanyakan etika makalah tersebut, mengatakan itu berbatasan dengan paedofilia karena sifat komik "shota".
Para akademisi juga merobek makalah tersebut, menyebut pendapat Andersson tentang penelitian kualitatif yang "lazy", "navel-gazing” dan "mere wanking”. Menyusul reaksi tersebut, baik pihak universitas maupun jurnal mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan atas makalah tersebut pada saat penulisan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait