Dia mengatakan, pada masa lalu, lengger dikreasikan oleh petani sebagai bagian dari ritus kesuburan. Kesenian ini memiliki latar belakang paradigma simbolisasi hukum alam yang serba dua sisi seperti baik-buruk, kebahagiaan-kesedihan, siang dan malam.
Lengger di DCF 2022
Menurutnya, dimensi ketubuhan penari lengger dalam tradisi kesenian ini muncul sebagai bentuk personifikasi magis utamanya saat kerasukan indang, dan diperlakukan sebagai dunia meta realistis. Di sisi lain, pertunjukan lengger juga cukup lama terkungkung oleh pakem.
"Melalui pertunjukan Amazing Lengger Festival, saya berusaha melepaskan hal-hal yang bersifat umum sebagai wacana baru terhadap pertunjukan lengger di dalam bingkai tradisi untuk generasi muda saat ini. Artinya, lengger tidak lepas dari daya kreativitasnya yaitu bukan saja sebagai ritus kesuburan,tetapi juga sebagai penanda baru yang sehimpunan irama gerakan yang menekankan pesan setiap manusia berhak hidup dalam keberagaman tanpa diskriminasi dan persekusi,”paparnya.
Rianto menggandeng seniman asal Spanyol, Rodrigo Parejo yang memainkan alat musik flute. Musisi serba bisa ini mengaku baru pertama kali berkolaborasi dengan musik tradisional Banyumasan. Selama ini dia terbiasa tampil dengan iringan musik gamelan.
"Musiknya lebih dinamis dan rancak, saya juga menyukai nada-nada berkarakter oriental," kata Rodrigo.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait