PURWOKERTO, iNews.id- Kawasan di lereng selatan Gunung Slamet telah terbukti sangat eksotik. Wisata Baturraden yang telah terkenal itu tetap menjadi daya tarik para wisatawan. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul sejumlah destinasi yang tak jauh dari kawasan wisata Baturraden. Salah satunya adalah hutan pinus Limpakuwus.
Kawasan hutan pinus Limpakuwus hanya sekitar 2 kilometer (km) arah timur dari Lokawisata Baturraden. Bersebelahan dengan Baturraden Adventure Forest (BAF) dan Telaga Sunyi Baturraden. Secara administratif, hutan pinus Limpakuwus berada di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang.
Sama seperti kawasan lain di sekitar lereng Gunung Slamet, hutan pinus Limpakuwus eksotik dengan pohon pinus tinggi menjulang. Rimbunnya pohon mampu menahan sinar matahari, sehingga panasnya tidak terlalu terasa. Apalagi, pagi menjelang siang atau siang sampai sore ada kabut yang turun. Benar-benar menambah suasana tenang, dengan udara yang sejuk karena berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Selain sudah dibikin jalan untuk berkeliling hutan pinus, juga telah ada jembatan gantung yang membentang di antara pohon dan kiri kanannya dibatasi jaring. Dengan demikian, pengunjung dipastikan aman jika melewati jembatan gantung itu. Spot ini menjadi salah favorit wisatawan untuk berfoto-foto. Bagi anak-anak, pengelola juga menyediakan trampolin, kereta wisata, spider web dan taman lalu lintas.
Bagaimana berwisata pada masa pandemi saat sekarang, amankah? Junior Manajer Bisnis Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito memastikan bahwa wisata hutan pinus Limpakuwus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. “Pengunjung harus mengenakan masker kalau datang dan diukur suhunya. Sebelum masuk, telah disiapkan tempat cuci tangan. Untuk menjaga jarak, maka pengunjung dibatasi,”kata Sugito pada Minggu (25/5/2021).
Menurutnya, dalam satu sesi atau pengunjung yang masuk di kawasan hutan pinus Limpakuwus, dibatasi maksimal 1.500 wisatawan. Dengan pembatasan itu, dipastikan tetap masih dapat menjaga jarak. “Para penjual makanan di sini juga mentaati protokol kesehatan, sehingga aman kalau melayani wisatawan yang datang,”jelas Sugito.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait