SOLO, iNewsPurwokerto.id - Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Solo akan segera dilaksanakan pada 19-20 November 2022 mendatang. Agenda besar lima tahunan persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah ini bahkan rencana akan dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Stadion Manahan.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan dalam muktamar ini setidaknya ada lima agenda pokok. Di antaranya yakni pertama, Laporan PP Muhammadiyah 2015-2022. Dalam laporan tersebut akan memotret berbagai pekerjaan yang telah dilakukan Persyarikatan Muhammadiyah dalam satu periode.
"Pelaporan ini penting untuk menunjukkan bahwa Muhammadiyah selama ini bekerja dengan serius untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya," kata dia seperti dilansir dari iNews.id.
Kedua, membahas program lima tahun ke depan. Sebagai organisasi yang mengusung tema berkemajuan, Muhammadiyah telah menyiapkan ragam program untuk menjawab tantangan zaman dalam lima tahun ke depan.
Menurut Haedar, solusi dari prediksi tantangan di masa depan ialah bagaimana memperkuat peran amal usaha sebagai benteng mewujudkan kemaslahatan.
“Poinnya ke depan kita akan lebih memperkuat amal usaha sebagai modal basis membangun keunggulan bangsa. Bangsa yang besar ini dengan segala keragamannya ini mesti berpacu agar setara dan unggul. Ini agenda terbesar, kadang suka tertutupi isu-isu yang temporal,” katanya.
Ketiga, membahas Risalah Islam Berkemajuan. Muhammadiyah memiliki sebuah keyakinan bahwa Islam yang sesungguhnya adalah agama yang mendorng kemajuan dan karena itu ia harus menjadi kekuatan aktual yang menggerakkan pemeluknya untuk memberi kesaksian atas keunggulan agama Islam.
Menurut Haedar, berkemajuan berarti menciptakan kedamaian, keadilan, dan membangun peradaban utama.
“Selama ini Muhammadiyah telah mempopulerkan istilah berkemajuan ini. Berkemajuan berarti selain memberikan perdamaian dan toleransi, tapi pada saat yang sama Islam yang membawa kemajuan peradaban,” ucap Haedar.
Poin keempat yaitu membahas isu-isu strategis. Pembahasan ini merupakan problem nyata yang saat ini sedang dihadapi dalam konteks bangsa bahkan dunia. Misalnya, isu membangun kesalehan digital. Muhammadiyah telah menysun panduan keagamaan dan moral membangun kesalehan digital di berbagai institusi dan lingkungan sosial masyarakat luas.
"Misalkan kita memperkenalkan kesalehan digital di tengah 4.0 yang membawa perubahan luar biasa. Boleh generasi muda saat ini telah menguasai teknologi, jangan-jangan mereka menjadi generasi yang hilang karena pijakan nilainya tercerabut," tutur Haedar.
"Jika tidak tercerabut, mereka mungkin menemukan nilai alternatif lain yang bertentangan dengan nilai-nilai kita (agama dan nilai luhur),” ucap Haedar.
Poin utama lainnya dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah ini yaitu pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Haedar mengatakan pemilihan kepemimpinan dilakukan secara demokratis dengan sistem pemilihan yang berjenjang. "Sistem pemelihan yang berjenjang, maka insyaAllah sistem kepemilihan ini sangat demokratis yang tersistem. Representasi 3000 pemilih merupakan representasi yang kuat di Muhammadiyah sehingga mereka betul-betul menjadi pemilih cerdas dan tersistem," ujarnya.
Artikel ini sebelumnya dimuat di iNews.id dengan judul Bakal Dibuka Jokowi, Ini 5 Poin Penting Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo
Editor : Alfiatin
Artikel Terkait