6. Membiasakan saling menasehati
“Manusia adalah tempatnya keliru dan lupa,” sabda Rasulullah SAW . Karena itu, wajar kalau manusia acap bertindak menyimpang dari tuntunan agama, baik secara khilaf ataupun karena dorongan hawa nafsu. Di sinilah pentingnya peringatan dan nasihat dari sesama Muslim. Alquran menyebut aktivitas thawshiyah bi al-haq dan thawshiyah bi ash-shabr sebagai ciri orang yang beriman dan beruntung. Tunjukkan pada anak kebiasaan nasihat-menasihati ini; ibu kepada bapak atau sebaliknya; bahkan juga anak kepada orangtua. Tanamkan pada anak bahwa sesungguhnya dakwah merupakan cermin dari kepedulian seorang Muslim terhadap Muslim lainnya, bahkan sesama manusia. Dengan dakwah, umat Islam dihindarkan dari sikap individualitas yang tidak peduli akan nasib sesama.
7. Diskusi hangat
Ketika tengah melihat tivi atau membaca Koran biasanya ada topik yang menarik. Misalnya soal kedatangan Presiden Bush ke Indonesia, kehancuran Irak, perlawanan anak-anak Palestina terhadap Israel; atau mungkin ada berita musibah banjir, gunung meletus, tsunami yang menimbulkan kerusakan hebat dan penderitan yang meluas; atau soal kehidupan sebagian anggota masyarakat yang berada pada kemiskinan dan cacat.
Semua itu bisa menjadi bahan perbincangan yang hangat dengan anak-anak. Bagus jika anak sudah langsung dapat bisa berkomentar dan memberikan pendapat. Kita tinggal menambahi atau memberikan arahan serta solusi menurut Islam. Cara ini sangat efektif untuk mengajak anak peduli terhadap persoalan umat. Jelaskan pada anak bahwa cuek terhadap persoalan umat bukanlah sikap seorang Muslim. seorang Muslim mestinya seperti kata Rasulullah: peduli terhadap keadaan Muslim yang lain. Karena itu, jelas sekali bahwa kepedulian terhadap persalan umat Islam harus mulai ditumbuhkan kepada anak-anak sejak dini.
Wallahu A’lam.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait