Kisah Inspiratif Sarno, Polisi Jadi Petani, Hasilnya untuk Warga

Elde Joyosemito
Sarno adalah polisi yang baru berpangkat Bripka. Dia bertugas sebagai Kasium Polsek Alian Polres Kebumen. Namun jangan ditanya soal jiwa sosialnya. (Foto: Istimewa)

KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id - Ada kalimat yang terus terngiang dan telah dipraktikkan oleh Bripka Sarno. “Jangan jangan menunggu  kaya baru bersedekah.”

Sarno adalah polisi yang baru berpangkat Bripka. Dia bertugas sebagai Kasium Polsek Alian Polres Kebumen. Namun jangan ditanya soal jiwa sosialnya.

Bripka Sarno yang memiliki anak tiga tersebut tinggal di Desa Kalijeruk, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Di tempat tinggalnya itulah dia menjadi seorang “petani”

Di sela-sela dinas sebagai polisi yang cukup tinggi kesibukannya, Bripka Sarno masih menyempatkan untuk mengolah lahan kosong.

Lewat tangan dinginnya, ia mampu menyulap lahan kosong menjadi lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat luas di desanya. Laki-laki usia 43 tahun itu bisa menanam berbagai macam jenis sayuran. 

"Ada sayuran pare, terong, cabai, timun, kangkung dan lainnya, kita tanam lalu hasilnya untuk masyarakat," kata Bripka Sarno yang pernah menjadi pasukan Sat Brimobda Papua, pada Selasa (10/1/2023).

Lalu hasilnya? Panenannya cukup bagus. Tetapi Sarno tidak menjualnya, melainkan menyerahkan kepada warga yang membutuhkan. Sehingga manfaatnya dirasakan betul oleh masyarakat sekitar.

Hal itu telah berlangsung dalam tiga tahun terakhir. Masyarakat juga sangat terbantu, apalagi pada saat Covid-19 melanda di mana warga begitu terdampak.

Warga yang menginginkan sayur bisa langsung memetik sayur segar di kebun yang letaknya persis di samping rumahnya tanpa dipungut biaya.

"Memang untuk masyarakat. Untuk meringankan masyarakat. Kita bagikan kepada masyarakat hasil kebun ini,”ujarnya.

Lahan yang digunakan untuk bercocok tanam bukan miliknya. Ia melihat potensi dari tanah yang lama mangkrak itu lalu ditanami sayur agar lebih bermanfaat. 

Selanjutnya ia berinisiasi meminta izin kepada pemilik tanah berukuran 9x23 meter itu untuk ditanami.

Pada awalnya dimulai dari keluhan warga. Dia mendengarkan tetangganya yang mengeluh jika uang Rp50 ribu hanya bisa untuk belanja kebutuhan pokok sehari.

Saat pandemi Covid-19 mungkin seluruh masyarakat mengalami susahnya mencari penghasilan, namun kebutuhan pokok harus terus terpenuhi untuk kelangsungan hidup.

"Awalnya saya melihat langsung warga di sini mengeluh saat pandemi COVID-19. Lalu dulu ada program ketahanan pangan, selanjutnya kami berinisiasi menanam sayuran untuk meringankan masyarakat sekitar,”ujarnya.

Ketika dia mulai mengelola lahan dan hasilnya bisa dinikmati masyarakat luas, hati warga di sekitar lingkungan Bripka Sarno mulai tergerak. Apa yang dilakukan oleh Bripka Sarno menjadi triger bagi warga masyarakat untuk berkebun demi kelangsungan hidup.

Masyarakat mulai datang ke kebunnya bersama sama merawat tanaman sayur mayur itu.

"Setelah mengetahui hasilnya, mereka jadi semakin semangat. Justru, sekarang warga pada mendukung apa yang kita lakukan," lanjutnya. 

Selain sayur mayur, Bripka Sarno juga membudidayakan bebek serta ikan lele yang hasilnya juga untuk masyarakat. 

Saat ini ia sangat terbuka jika ada warga masyarakat di sekitar Desa Kalijirek yang memiliki lahan kosong untuk digarap seperti lahan di samping rumahnya. Ia akan sangat senang jika memiliki lahan lain agar lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

Inilah Bripka Sarno yang telah memberikan inspirasi. Berbekal ketekunan, Bripka Sarno mampu menunjukkan kepada masyarakat soal kepedulian dan berbagi. Bahkan juga soal ketahanan pangan.

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network