Ternyata Kuper Picu Penyakit Jantung Koroner dan Stroke

Pradita Ananda
Kuper alias kurang pergaulan, kurang bersosialisasi atau berkomunikasi dengan lingkungan rumah ternyata membawa dampak bagi kesehatan fisik. Foto: Ilustrasi/SINDOnews

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Kuper alias kurang pergaulan, kurang bersosialisasi atau berkomunikasi dengan lingkungan rumah ternyata membawa dampak bagi kesehatan fisik, selain mental juga.

Kuper ternyata memicu penyakit jantung koroner dan stroke. para peneliti mendapati kalau hubungan-kontak komunikasi sosial yang buruk bisa meningkatkan hingga lebih dari 25 persen risiko serangan jantung dan stroke pada seseorang, dilansir dari Times of India, Sabtu (14/1/2023).

Hubungan ini terungkap melalui studi penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Heart, berjudul "Kesepian dan isolasi sosial sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke: Tinjauan sistematis dan meta-analisis studi observasi longitudinal” yang meninjau pengaruh yang terlihat dari hubungan sosial terhadap serangan stroke dan kesehatan kardiovaskular.

Studi penelitian dilakukan dengan cara menelaah 35.925 catatan untuk penelitian ini, dana mencatat total sebanyak 4.628 kasus penyakit jantung dan 3.002 kejadian stroke selama periode antara 3 hingga 21 tahun. 

Para peneliti mengatakan bahwa orang dewasa yang memiliki lebih sedikit kontak sosial alias jarang bersosialisasi, jarang bergaul dengan orang lain berisiko lebih tinggi mengalami kematian dini.

“Pengaruh hubungan sosial terhadap kematian sebanding dengan faktor risiko yang sudah mapan, termasuk aktivitas fisik dan obesitas. Ada lebih dari 25 persen risiko penyakit jantung dan kejadian stroke,” bunyi keterangan yang tertera dalam studi.

Studi ini menemukan bahwa hubungan sosial yang buruk dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner sebesar hingga 29 persen dan juga peningkatan risiko stroke sebesar 32 persen.

Para peneliti menemukan adanya hubungan antara hubungan sosial yang buruk dan faktor risiko psikososial lainnya, seperti kecemasan dan tekanan pekerjaan.

Disebutkan lebih lanjut, nyatanya memang risiko seseorang terisolasi secara kehidupan sosialnya meningkat seiring bertambahnya usia. Baik itu karena faktor kehidupan seperti melajang, ditinggal pasangan ( contohnya menjanda atau menduda), hingga karena sudah pensiun.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network