Salah Satu Sebab Azab Kubur Tidak Istinja Setelah Kencing, Nomor 5 Patut Juga Diperhatikan 

Tim iNews Purwokerto
Areal Pemakaman Muslim. (Foto: Okezone)

4. Ghibah

Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَمَّا عَرَجَ بِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ، فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ

“Tatkala Rabbku memi’rajkan aku (menaikkan ke langit), aku melewati kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka sedang mencabik-cabik wajah dan dada mereka dengan kukunya. Aku bertanya, ‘Siapakah mereka ini, wahai Jibril?’

Dia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan daging (suka mengghibah) dan menjatuhkan kehormatan manusia’.” 

(HR. Ahmad, dinilai sahih oleh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah no. 533. Hadits ini juga dicantumkan dalam ash-Shahihul Musnad karya Syaikh Muqbil rahimahullah)

Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menyatakan,

“Sebagian ulama menyebutkan rahasia dikhususkannya (penyebutan) air kencing, namimah (adu domba), dan ghibah (sebagai penyebab azab kubur). Rahasianya adalah bahwa alam kubur itu adalah tahap awal alam akhirat. Di dalamnya terdapat beberapa contoh yang akan terjadi pada hari kiamat, seperti siksaan ataupun balasan yang baik.

Adapun perbuatan maksiat yang menjadi penyebab siksa ada dua macam: terkait dengan hak Allah dan terkait dengan hak hamba. Hak-hak Allah subhanahu wa ta’ala yang pertama kali akan diselesaikan pada hari kiamat adalah shalat, sedangkan yang terkait dengan hak-hak hamba adalah darah.

Adapun di alam barzah, yang akan diputuskan adalah pintu-pintu dari kedua hak ini dan perantaranya. Maka dari itu, syarat sahnya shalat adalah bersuci dari hadats dan najis. Adapun pintu tumpahnya darah adalah namimah (adu domba) dan menjatuhkan kehormatan orang lain. Keduanya adalah dua jenis tindakan menyakiti yang paling ringan. Karena itu, di alam barzakh diawali dengan evaluasi dan siksaan karena keduanya.” (Ahwalul Qubur hlm. 89)

5. Niyahah (meratapi jenazah)

Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إِنَّ الْمَيِّتَ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ

“Sesungguhnya, mayit itu akan diazab karena ratapan keluarganya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dalam riwayat lain dalam Shahih Muslim,
الْمَيِّتُ يُعَذَّبُ فِي قَبْرِهِ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ

“Mayit itu akan diazab di kuburnya dengan sebab ratapan atasnya.”

Jumhur ulama berpendapat, hadits ini dipahami bahwa mayit yang ditimpa azab karena ratapan keluarganya adalah orang yang berwasiat supaya diratapi, atau dia tidak berwasiat untuk tidak diratapi padahal dia tahu bahwa kebiasaan mereka adalah meratapi orang mati. Oleh karena itu, Abdullah ibnul Mubarak rahimahullah berkata, “Apabila dia telah melarang mereka (keluarganya) meratapi ketika dia hidup, tetapi mereka tetap melakukannya setelah kematiannya, dia tidak akan ditimpa azab sedikit pun.” (‘Umdatul Qari, 4/78)

Azab di sini menurut mereka maknanya adalah hukuman. (Ahkamul Jana’iz, hlm. 41)

 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network