“Sempat berhenti produksi pada tahun 2020 karena covid-19, dan memulai produksi kembali pada tahun 2022 hingga sekarang,” kata Atikah saat ditemui di rumahnya, Rabu (7/6/2023).
Atikah menjelaskan, banyak masyarakat yang menyukai cemilan kriwel yang ia jual secara online. Untuk dapat memenuhi permintaan pasar, setidaknya dalam sebulan ia dapat memproduksi sekitar 10 kilogram bahan baku kriwel yang dikemas dalam dua ukuran, dengan kemasan 80 gram yang dijual seharga Rp 5.000 dan kemasan 160 gram dengan harga jual Rp10.000.
Produknya ini bahkan dipasarkan hingga ke luar Purbalingga dengan memanfaatkan media sosial seperti IG: kripikjiwel dan TikTok: @bakulkriwel. Sebab, makanan ini sangat cocok sebagai cemilan untuk menemani saat bersantai.
Dia mengakui jika semua upayanya ini tak lepas dari pemberdayaan dari Pemerintah Daerah terhadap para pelaku usaha UMKM. Dengan adanya pembinaan yang didapatkannya selama ini, ia berharap dapat memperluas pemasaran kripik Jiwel dengan sensasi yang berbeda dibandingkan makanan tradisional Jiwel yang sudah ada.
“Terima kasih kepada Pemkab Purbalingga yang telah memfasilitasi pelatihan, penyuluhan, dan legalitas usaha. Harapannya bisa memperluas pemasaran,” pungkasnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait