Maka dari itu pihaknya terus mendorong pengembangan guru-guru baru yang disiapkan untuk menjadi pendidik yang sesuai dengan zamannya.
Menurut Tamrin, salah satu hal baru dalam PPG Prajabatan model baru ini adalah dengan melakukan penyelenggaraan ujian masuk secara nasional. "Jadi, tidak lagi lokal di LPTK, tetapi nasional, bersama-sama," jelasnya.
PPG Prajabatan ini sendiri lanjut Tamrin dapat diikuti oleh Sarjana nonkependidikan dan sudah sesuai dengan kebutuhan di lapangan dengan adanya perubahan zaman.
"Sehingga di PPG ini ada satu program yang mengharuskan bahwa bidang studi yang nantinya mengarah kepada mapel harus dilaksanakan secara kolaboratif. Hostnya tetap dari S-1 Kependidikan, kolaboratornya dapat dari nonkependidikan," ujarnya.
Salah satu Mahasiswa PPG Prajabatan, Charlyne Sterly Warouw dari Universitas Mulawarman mengatakan jika dirinya memiliki cita-cita menjadi guru muncul karena pernah mendapatkan hukuman dari guru ketika bersekolah, padahal ia tak melakukan kesalahan yang dituduhkan. Sejak saat itu, ia berjanji ingin menjadi guru yang bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dan bisa menjadi sosok guru yang adil dan tidak asal memberikan hukuman kepada siswa.
Selain itu, Charlyne termotivasi mengikuti PPG Prajabatan karena ingin mengembangkan diri dan belajar menjadi guru yang profesional. "Yang utama adalah ketika saya bisa berdampak bagi orang banyak. Ketika saya bisa berdampak bagi sosok terdekat dalam profesi saya yaitu siswa, saya merasa luar biasa," ungkapnya.
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan, kata Charlyne, menyiapkan dirinya menjadi seorang calon guru profesional secara holistik. Tidak hanya kemampuan pedagogi, tetapi juga kapasitas intelektual dan sosial.
"Kami sebagai calon guru profesional bukan hanya berdampak di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan di mana kami berada," ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait