“Pascapandemi, anak-anak bisa berinteraksi lagi dengan bebas baik di sekolah maupun di rumah. Untuk itu, permainan tradisional perlu ditingkatkan agar anak-anak tidak tergantung terus dengan gadget (gawai),” ujar Eri.
Saat festival berlangsung, para peserta didik terlena dengan keseruan dan keasyikan bermain permainan tradisional. Panas teriknya matahari, tidak menurunkan semangat peserta didik bermain bakiak, balap karung, dan kopral.
“Seru banget, sudah lama saya tidak bermain seperti ini dengan teman-teman. Walaupun panas, tapi saya seneng bermain di lapangan seperti ini,” ujar Rangga, salah satu peserta balap karung dari SD Negeri III Gunung Sari.
Di samping festival permainan tradisional, Kemendikbudristek juga menyelenggarakan seminar nasional dengan tema ‘Wujudkan Generasi Sehat, Cerdas, dan Berkarakter melalui Optimalisasi Aktifitas Fisik dan Gizi Seimbang’. Acara ini dihadiri oleh 138 guru dan 62 pengawas sekolah dari 31 kecamatan di kota Surabaya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait