Sebagai pekerja rentan yang penuh resiko, Umar mengaku jika dirinya sudah tercover oleh BPJS Ketenagakerjaan yang diberikan oleh CV Javari Agro Mandiri sejak tahun 2019, salah satu perusahaan gula kelapa yang memayungi para petani gula kelapa di Kabupaten Banyumas.
"Karena itu sudah diurus sama tim dari CV yang mengurus BPJS Ketenagakerjaan sampai selesai. Mereka bilang, saya tidak usah mikir apa-apa, ini sudah dibantu BPJS Ketenagakerjaan total sampai selesai dan dirawat sampai saya sembuh," ujar Umar sembari menunggu air nira yang dimasak di atas tungku perapian matang.
Dengan bergabung koperasi atau perusahaan gula kelapa tersebut, dirinya tak lagi harus memikirkan bagaimana membayar BPJS Ketenagakerjaan, sebab seluruh biaya ditanggung langsung oleh perusahaan tersebut. "Jadi saya sudah tidak berfikir apa apa lagi, cukup bikin gula, lalu jual gula saja dan BPJS Ketenagakerjaan ditanggung semuanya," ucapnya.
Menurut Umar, tak ada satupun pekerja yang menginginkan mengalami kecelakaan saat bekerja, meski awalnya ragu, tapi kini Umar dapat merasakan manfaat yang ia dapat usai mengalami kecelakaan kerja. Hal ini merupakan satu-satunya cara untuk menjaga para penderes gula kelapa dari hal yang tak diinginkan.
"Tadinya semua orang tidak mau, karena harus musibah dulu baru dapat tanggungan dari BPJS Ketenagakerjaan. Tapi ternyata manfaatnya itu sangat bagus untuk pekerja seperti penderes yang sangat berisiko dengan nyawa. Jadi tidak ada ketakutan lagi jika mengalami musibah," jelasnya.
Kini, anak kelima dari enam bersaudara pasangan Muhdirin Sirin (69) dan Jaenah (60) telah pulih dan kembali menjalani aktivitasnya sebagai seorang penderes sekitar sebulan terakhir. Meski demikian, belum seluruh pohon kelapa berani ia panjat.
Bukan tanpa alasan, Umar yang sudah tiga kali terjatuh dari pohon kelapa ini mengaku jika dirinya perlu untuk membantu kedua orangtuanya selain tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Sebab, Umar yang terlahir sebagai anak seorang penderes ini kerap sedih, ketika melihat sang ayah menjat pohon kelapa di tengah hujan.
"Orang tua saya itu dulu penderes, saya lihat bapak naik hujan-hujan itu saya sangat sedih, ingin bantu tapi saya belum bisa. Karena bapak sakit, jadinya saya nekat menggantikan bapak untuk manjat menjadi penderes sampai sekarang, sampai punya istri punya anak," ujarnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait