"Rata-rata saat ini perusahaan sudah mengcover petani dengan BPJS Ketenagakerjaan, baik langsung perusahaan itu yang menanggung ataupun ada perusahaan yang membayar premi nya lewat Pemda (pemerintah daerah)," ujarnya.
Sementara menurut Kepala kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Purwokerto, Antony Sugiarto saat diwawancara terpisah mengatakan jika tingkat kecelakaan kerja dan kematian di Purwokerto, Kabupaten Banyumas termasuk tinggi. Setidaknya kecelakaan kerja di Purwokerto untuk peserta yang sudah menjadi peserta, dalam sehari mencapai empat kecelakaan kerja.
"Itu tergolong tinggi, karena di Purwokerto itu didominasi oleh perusahaan skala kecil dan mikro, di mana kesadaran K3 nya itu belum sebaik perusahaan menengah besar. Kemudian angka kematian di Purwokerto itu perhari juga untuk peserta ada dua yang meninggal dunia. Artinya perlindungan BPJS Ketenagakerjaan di Purwokerto itu menjadi sangat penting supaya masyarakat terhindar dari risiko," kata Antony kepada wartawan.
Antony mengatakan, melalui BPJS Ketenagakerjaan, pihaknya juga bersinergi dengan program pemerintah terkait pengentasan kemiskinan. Sebab jika para pencari nafkah tidak terlindungi, maka level kemiskinannya di Kabupaten Banyumas akan semakin dalam, dan itu sangat membahayakan.
"Tetapi ketika mereka dilindungi BPJS Ketenagakerjaan, jika meninggal mereka dapat santunan, tetapi kalau kecelakaan kerja itu di obati sampai sembuh tanpa plafon. Artinya masih ada uang yang diterima ahli waris untuk kelangsungan hidup, pengentasan kemiskinan ekstrem, tetapi kalau pencari nafkah-nya tidak meninggalkan apa apa, bisa langsung terjerembab jatuh ke lubang terdalam, itu yang bahaya," ungkapnya.
Maka dari itu, pihaknya terus berupaya menggencarkan program BPJS Ketenagakerjaan hingga ke pelosok desa dan memberikan pemahaman jika BPJS ketenagakerjaan itu bukan hanya untuk pekerjaan formal. Akan tetapi pekerja informal seperti pedagang UMKM, tukang ojek, petani, penyadap, penderes gula, semua bisa memiliki BPJS Ketenagakerjaan
Dengan jumlah pekerja di Banyumas sangat banyak didominasi oleh pekerja informal, salah satunya penderes nira kelapa. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas juga memberikan dana CSR BUMD untuk membiayai BPJS Ketenagakerjaan para penderes gula kelapa.
"Dana CSR BUMD di bawah Pemda untuk seluruh CSR yang dibiayai dari Pemda itu untuk 6.000 tenaga kerja. Tetepi disisi lain kami juga mencari CSR-CSR lain ke perusahaan perusahaan, sisanya dari luar perusahaan itu sekitar 3000-an, total semuanya 9.000-an, dan itu masih kecil," pungkasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait