Asa dan Tetes Harapan Petani Penderes Gula Kelapa yang Bertaruh Nyawa

Arbi Anugrah
Menjadi seorang penderes harus memiliki keahlian khusus, selain bisa memanjat pohon dengan ketinggian sekitar 15-20 meter tanpa pengaman. (Foto: Arbi Anugrah)

Sebagian besar warga di Desa Pageraji merupakan pengrajin gula kelapa. Bahkan kerajinan gula kelapa ini dapat diolah menjadi gula Jawa dan gula semut kualitas ekspor, dan kegiatan ini sudah dilakoni warga desa hingga turun temurun.

Berbagai upaya sejatinya pernah dilakukan para pengurus kelompok gula kelapa di Desa Pageraji untuk menjaga keamanan para penderes gula di wilayah tersebut. Maklum saja, dari total jumlah penduduk desa sekitar 11.000 jiwa, sekitar 900 orang diantaranya merupakan pengrajin gula kelapa.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga generasi penderes dari resiko kecelakaan akibat terjatuh yakni dengan menciptakan alat keselamatan penderes menggunakan perlengkapan panjat tebing yang telah di modifikasi. Bahkan, alat panjat tersebut menjadi satu-satunya alat yang menjadi program Bupati Banyumas Achmad Husein untuk mengurangi angka kematian para penderes di Banyumas.

Namun, alat tersebut dianggap kurang efektif, sebab mengurangi waktu bekerja para penderes, Umar mengaku jika dirinya pernah mendapatkan alat tersebut, dan waktu menderesnya disebut menjadi lebih lama, dari seharusnya 1 jam, menggunakan alat tersebut menjadi 1,5 jam untuk 20 pohon. Walaupun alat tersebut lebih dapat mengurangi resiko terjatuh, tetapi dianggap kurang efektif, sehingga satu-satunya jalan lain yakni dengan menggunakan BPJS Ketenagakerjaan. 

Nartam Andrea Nusa, Direktur CV Javari Agro Mandiri yang memayungi program BPJS Ketenagakerjaan untuk Petani Penderes mengatakan jika awal adanya BPJS Ketenagakerjaan karena penderes sangat beresiko saat bekerja. Di mana mereka harus menyadap bunga pohon kelapa yang memiliki tinggi 10-15 meter, sehingga resikonya cukup besar.

"Resiko yang dihadapi oleh petani saat mengalami musibah itu paling fatal adalah meninggal dunia dan juga cacat permanen. Saya berpikir sebagai pelaku pendamping dari petani penderes, bagaimana meminimalisir resiko tersebut dengan adanya BPJS ketenagakerjaan yang harus dimiliki oleh setiap petani penderes," ucapnya.

Dimulai sekitar tahun 2018, BPJS Ketenagakerjaan mulai diperkenalkan kepada 20-30 orang penderes gula kelapa dengan membentuk komunitas-komunitas petani penderes, mulai dari kelompok-kelompok tani hingga Koperasi gula kelapa. Kelompok Tani dan Koperasi ini yang terus berusaha agar BPJS Ketenagakerjaan dapat dimiliki oleh petani penderes.

Dari upaya tersebut, di tahun 2023, petani penderes yang tercover BPJS Ketenagakerjaan sudah mencapai kurang lebih 800 petani yang tersebar di 4 Kecamatan dan di 9 desa di Kabupaten Banyumas. Jumlah tersebut khusus untuk penderes yang berada di dalam komunitasnya, baik di Koperasi Nira Satria ataupun di CV Javari Agro Mandiri dan juga di Koperasi Abinaya Karya Mandiri.

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network