Menurutnya, pihaknya melaksanakan pendampingan napiter dan keluarganya sampai nanti bebas.
“Jadi, persoalan kebutuhan napiter yang bisa kita jangkau, maka kita memberikan kontribusi. Jika nantinya ada masalah yang tidak bisa diselesaikan Yayasan Persadani, maka kita menggandeng pihak lain. Misalnya saja kepolisian, BNPT, Kesbangpol. Bahkan juga dengan Baznas jika memang membutuhkan modal,”ujarnya.
Yayasan Persadani saat besuk di Lapas Purwokerto bersama keluarga napiter. (Foto: iNewsPurwokerto)
Pendampingan dimulai sejak di Lapas, supaya ada ikatan emosional terlebih dahulu sebelum keluar dari Lapas. Termasuk, pihaknya juga mendampingi keluarganya.
“Kami telah berkeliling membesuk dan mendampingi napiter yang ada di Lapas Kedungpane, Brebes, Nusakambangan, Polda Metro, Gunung Sindur dan Purwokerto. Hari ini, kami di Purwokerto membesuk napiter yang ada di sini bareng bersama keluarga. Insya Allah, besok kami ke Pati,”jelasnya.
Dikatakan oleh Puji, Yayasan Persadani mendampingi para eks napiter, karena selepas dari Lapas mereka umumnya kebingungan mau cari tempat di mana.
“Kami menyediakan tempat, sekaligus melakukan deradikalisasi, sehingga pelan-pelan juga melakukan re-integrasi sosial di tengah-tengah masyarakat. Sehingga bisa bermasyarakat dan tidak canggung lagi bermasyarakat. Karena ada dukungan juga dari stakeholders masing-masing,”ujar dia.
Bagaimana cara merangkul eks napiter? Puji mengatakan bahwa paling awal adalah membangun kepercayaan.
“Pertama, kami membangun kepercayaan. Teman-teman di pengurus, setiap kegiatan, kita sampaikan secara terbuka, bentuk kegiatannya apa, substansi yang mau diraih apa. Kita juga bermitra dengan Densus, BNPT, Polda, kita buka apa adanya. Pengurus juga memperjuangkan dari sisi ekonomi, kita mendorong usaha. Kemudian kita coba, usaha ini modalnya berapa. Setelah kita lihat dana dibutuhkan, Yayasan ada, kita bantu. Kalau tidak ada kita sounding-kan Polda, Baznas, Kesbang, bahkan ada juga bantuan dari Densus,”tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait