Amerika Serikat berusaha keras melobi Bung Karno agar vonis mati terhadap Allan Pope, dibatalkan. Jaksa Agung Amerika Serikat, Robert Kennedy bahkan diutus ke Jakarta menemui Bung Karno.
Kennedy membawa surat Presiden Dwight D. Eisenhower yang intinya meminta kebijaksanaan Presiden Soekarno, agar Allan Pope bebas. Istri Allan yang cantik juga diterbangkan dari Amerika untuk secara khusus menemui Bung Karno.
Dalam buku “Siasat Jitu Intel Dunia” menyebut : Konon, Bung Karno menerima dengan penuh keramahan. Kekaguman Bung Karno kepada wanita cantik, dimanfaatkan Amerika.
Pada Februari 1962, jelang subuh. Sejumlah anggota CPM bersenjata lengkap membawa terpidana Allan Pope dan Harry Rantung. Sebelumnya anggota CPM meminta Allan mengemasi barang-barang pribadinya. Sedangkan Rantung diperintahkan ikut tanpa membawa apa-apa.
Keduanya dinaikkan ke dalam kendaraan Panser yang melaju kencang tanpa ada percakapan. Setengah jam kemudian Panser berhenti, dan keduanya tahu sedang berada di Bandara Kemayoran. Beberapa pejabat Amerika Serikat di Indonesia sudah menunggu di pintu VIP.
Terlihat pesawat Constellation yang tengah bersiap tinggal landas. Mata Allan Pope berkaca-kaca. Ia memeluk Harry Rantung. Pemerintah Soekarno telah membebaskannya.
“Pasti kita akan jumpa lagi,” kata Harry Rantung menirukan Allan Pope seperti yang tertulis dalam buku “Siasat Jitu Intel Dunia”.
Allan Pope saat itu juga terbang bebas kembali ke Amerika Serikat. Beberapa tahun kemudian Harry Rantung menerima undangan dari Allan Pope yang bekerja di sebuah perusahaan penerbangan di California.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait