Kepala Rehabilitasi Sosial Dinsos Kotawaringin Barat, Aldrin, mengungkapkan bahwa pasangan tersebut telah menerima pelayanan dengan baik. Hasil interogasi singkat menunjukkan bahwa keduanya mengalami depresi.
"Apa yang dialami oleh pasangan ini, jika disebut sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), itu melibatkan proses yang lebih panjang. Oleh karena itu, kami menyebutnya sebagai depresi yang memerlukan penanganan khusus dari dokter kejiwaan," ungkap Aldrin.
Suami dalam pasangan ini diketahui mengikuti keinginan istrinya karena merasa terancam oleh kondisi kehamilan istrinya. Suami hanya mengalami stres ringan, sementara usia kehamilan istrinya masih belum diketahui.
"Mereka awalnya datang ke Pangkalan Bun untuk mencari pekerjaan. Kami kurang mengetahui bagaimana mereka tiba-tiba menjadi viral karena aksi tanpa busana di perkotaan," tambahnya.
Saat ini, pasangan tersebut berada di bawah asuhan keluarga yang bertanggung jawab dan menunggu jadwal kapal untuk pemulangan ke daerah asal mereka.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait