Sekolah Jurnalistik Tema Jurnalis dan Peradaban Diikuti Ratusan Peserta, Ini yang Jadi Pembahasan

Elde Joyosemito
Sekolah Jurnalistik ini menjadi tempat bagi para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin mempelajari dan mendalami teknik-teknik kejurnalistikan. (Foto: Istimewa)

Jurnalis perempuan Rayka Diah Setyaningrum MIKom mengatakan untuk menjadi seorang jurnalis itu tidak mudah. Banyak fenomena seperti oknum atau media tidak bertanggung jawab yang akhirnya mencoreng nama wartawan. 

"Padahal untuk menjadi seorang wartawan harus melewati uji kompetensi melalui dewan pers. Apalagi untuk jurnalis perempuan, se-Barlingmascakeb ini saja bisa dihitung hanya ada 10 jurnalis wanita," tutur Rayka.

Manunggal Kusuma Wardaya, dosen Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, menjelaskan sejarah hukum pers dan kode etik jurnalistik. Ia menyampaikan bahwa hukum tidak hanya untuk ditaati, tetapi juga harus dipertanyakan. 

"Siapa yang akan dirugikan dengan aturan ini, apa sebabnya, apa dampaknya, harus betul-betul dimengerti oleh seorang jurnalis. Jika sudah paham, seorang jurnalis harus menaati berbagai aturan yang ada di dalam UU Pers No.40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik," pungkas Manunggal.

Dr Ahmad Muttaqin, MSi, doktor di bidang sosiologi Islam dari Fakultas Dakwah UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto, memantik diskusi mengenai jurnalistik berdasarkan kondisi sosial saat ini. 

Ia menyampaikan bahwa generasi muda harus memiliki kemampuan analisis dan daya kritis yang baik, sehingga menciptakan cara pandang terhadap dunia yang lebih komprehensif. 

"Tidak semua media jurnalistik di era sekarang memiliki otoritas. Semua terdistribusi secara merata kepada seluruh kalangan. Saat ini jurnalistik menjadi ruang yang bebas dan bisa dimanfaatkan secara bebas pula oleh semua kalangan, termasuk generasi muda," kata Ahmad.

Kegiatan sekolah jurnalistik ini juga dihadiri oleh 105 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum di Purwokerto.

Hal menarik dari kegiatan sekolah jurnalistik ini adalah adanya pembukaan donasi sebagai bentuk dukungan kepada lembaga pers di Indonesia. 

Manunggal K. Wardaya, yang juga merupakan Ketua Departemen Hukum Tata Negara FH UNSOED dan Co-Founder Serikat Pengajar Hak Asasi Manusia Indonesia (SEPAHAM), mengatakan, "Ya, kalau mau pers yang berkualitas, pers yang independen, ayo dukung mereka, para pelaku jurnalisme." 

Hal itu disambut antusias oleh para peserta dengan inisiatif menaruh uang seikhlasnya, yang kelak akan didonasikan ke salah satu lembaga pers sebagai bentuk dukungan terhadap para pelaku jurnalisme.

Editor : EldeJoyosemito

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network