JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Konfrontasi Indonesia-Malaysia, atau dikenal sebagai Operasi Dwikora, menjadi saksi bisu kegigihan prajurit Baret Merah Kopassus dalam memperjuangkan kedaulatan bangsa.
Diterjunkan ke wilayah Kalimantan, mereka menunjukkan keberanian dan strategi luar biasa dalam menghadapi pasukan Inggris yang tangguh.
Pada tahun 1965, satu Batalyon Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), kini bernama Kopassus TNI AD, ditugaskan untuk mengamankan perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara. Pasukan ini terbagi menjadi tiga kompi: Kompi A di Lumbis, Kompi C di Long Bawan, dan Kompi B. Namun, Kompi B tidak dapat diterjunkan karena cuaca buruk.
Buku "Kopassus Untuk Indonesia" menuliskan tak lama setelah mendarat, Kompi C terlibat kontak senjata dengan pasukan istimewa Inggris di Kampung Pak Pane, Sarawak. Pertempuran sengit ini menjadi titik balik penting dalam Operasi Dwikora.
Di bawah pimpinan Letda Urip Sucipto, Kompi B menyerang pos tentara Inggris di Mapu. Pertempuran ini merupakan salah satu yang terbesar, mempertemukan Kompi RPKAD dari Bataylon 1 dengan Kompi Para 2 Inggris, pasukan veteran Perang Dunia II yang dijuluki "The Red Devils" atau "Setan Merah".
Keberanian dan strategi brilian pasukan RPKAD berhasil melumpuhkan Setan Merah Inggris dan mematahkan serangan lintas batas mereka di Plaman Mapu.
Serangan Gerilya dan Keberanian Kolonel Sarwo Edhie Wibowo
Di bawah komando Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, operasi gerilya dilancarkan di perbatasan Sarawak. Keberadaan RPKAD terbongkar oleh intelijen Inggris, memicu serangan mendadak di malam hari.
Meskipun dalam kondisi serba terbatas, pasukan RPKAD dengan gagah berani melawan pasukan Inggris yang jauh lebih lengkap persenjataannya. Kolonel Edhie, dengan kaki yang terluka, memimpin pasukannya dengan penuh semangat dan pantang menyerah.
Pertempuran sengit menelan korban jiwa dari kedua belah pihak. Tim RPKAD kehilangan 11 prajurit dan 38 terluka, menunjukkan pengorbanan luar biasa dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Hal ini sebagaimana tertulis di dinding peringatan Operasi Dwikora di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur.
Di pihak Inggris, mereka kehilangan beberapa personel dan mengakui keberanian prajurit RPKAD yang tak gentar meski dalam situasi sulit.
Kisah heroik para prajurit Baret Merah di Operasi Dwikora menjadi warisan berharga bagi generasi penerus bangsa. Kegigihan, keberanian, dan strategi mereka dalam menghadapi musuh yang jauh lebih kuat menjadi bukti nyata dedikasi mereka untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait