JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Alternativa Film Project, sebuah inisiatif film nirlaba global yang diinisiasi oleh perusahaan teknologi internasional inDrive, menggelar Media Day pada Rabu (11/9) di Jakarta untuk meluncurkan Alternativa Film Awards edisi kedua. Nantinya, acara Alternativa Film Awards akan diselenggarakan ini akan di kota Yogyakarta dengan rangkaian yang lebih beragam dari sebelumnya.
Liza Surganova, Head of Alternativa Film Project, mengatakan, rangkaian kegiatan ini nantinya akan dimulai dari Festival Film dengan pemutaran film nominasi dan diskusi yang digelar pada tanggal 22-28 November 2024. Terdapat pula Impact Days dengan program internasional berupa workshop, showcase, dan pertemuan bagi para profesional film pada tanggal 27-28 November 2024, dan Awards Ceremony pada 29 November 2024.
“Kami sangat senang dan merasa terhormat melihat peningkatan yang sangat besar dalam jumlah kiriman pada tahun kedua penghargaan ini. Hal ini menunjukkan minat yang luar biasa terhadap proyek kami dari komunitas perfilman, khususnya di Asia Tenggara. Tahun ini kami juga menambahkan Festival Film ke dalam rangkaian penghargaan untuk menghubungkan para pembuat film dan film-film mereka yang berdampak dengan para penonton dan untuk memulai diskusi publik tentang berbagai isu yang menjadi perhatian kita semua," kata Liza dalam keterangannya, Kamis (12/9/2024).
Media Day ini sendiri selain dihadiri oleh Liza Surganova, hadir pula Wahyu Ramadhan, Communications Manager di inDrive Indonesia, Abigail Limuria, Brand Ambassador Alternativa Film Project 2024, dan Lulu Ratna, anggota Panitia Seleksi Alternativa Film Awards 2024. Selain itu terdapat pula Garin Nugroho, Chief Program Officer di GIK Universitas Gadjah Mada yang nantinya menjadi tempat utama dan mitra Alternativa Film Awards and Festival 2024.
Menurut Liza, Alternativa Film Awards and Festival menghadirkan sistem alternativa untuk mengakui para sineas dari industri berkembang yang belum dikenal secara luas dan bertujuan untuk membuat mereka lebih terlihat dalam skala global. Acara ini juga untuk menghargai prestasi artistik dan dampak sosial sinema.
Masuknya Alternativa Film Award and Festival ke Indonesia ini menyusul keberhasilan edisi perdana Alternativa Film Awards pada tahun 2023, yang diselenggarakan di Kazakhstan. Edisi kedua yang akan datang ini nantinya akan memperluas fokusnya ke pasar Indonesia dan Asia Tenggara.
Pendaftaran terbuka Alternativa Film Awards 2024 sendiri telah ditutup pada tanggal 18 Agustus lalu. Para sineas dari seluruh kawasan Asia diundang untuk mengirimkan film berdurasi penuh dari genre apa pun, sedangkan film pendek hanya diterima dari Asia Tenggara.
Tim Alternativa sendiri telah menerima 1.043 entri dari 33 negara, di mana jumlahnya dua kali lipat lebih banyak dari tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 680 kiriman (208 film berdurasi penuh dan 472 film pendek) dianggap memenuhi syarat. Indonesia terbukti menjadi pemimpin yang tak terbantahkan dengan 206 entri yang memenuhi syarat, diikuti oleh Filipina (132), Malaysia (58), Vietnam (56), India (40) dan Thailand (40).
Menurut Garin Nugroho, Chief Program Officer di GIK UGM, mengatakan jika GIK UGM akan menjadi sebuah pusat super kreatif yang terletak di dalam kompleks Universitas Gadjah Mada, dan akan menjadi tuan rumah upacara penghargaan serta beberapa acara Festival Film, yang menampilkan 16 pemutaran film gratis untuk umum dari para nomine tahun ini. Selain itu akan ada diskusi yang berfokus pada topik-topik yang berdampak bagi khalayak luas dan profesional, yang melibatkan para pembuat film lokal dan internasional.
“Festival ini tidak hanya menayangkan film, tetapi juga menyelenggarakan diskusi, menyediakan ruang bagi para penonton untuk mendalami visi dan keunikan film-film ini. Program ini bertujuan untuk menawarkan perspektif baru tentang bagaimana sinema berkontribusi bagi masyarakat dan memperkaya ruang-ruang budaya," jelas Garin.
Menjelang acara tersebut, tim Alternativa nantinya akan menyelenggarakan Industry Days, sebuah program internasional yang berisi lokakarya, pameran, dan pertemuan bagi para sineas, produser, dan organisasi yang berdampak yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara film dan perubahan sosial.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait