PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id - Gerakan Dukung Petani Purbalingga (Gardu Tani Bangga) dengan melakukan aksi borong sayur petani yang dilakukan di GOR Goentoer Darjono sukses digelar, Jumat (18/10/2024). Gerakan dukung petani Purbalingga ini menyediakan lebih dari 1.000 paket sayuran siap jual kepada masyarakat.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Purbalingga, Mukodam, mengatakan jika acara ini digagas oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Perluasan dan Percepatan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Tujuannya untuk membantu petani lokal yang saat ini menghadapi penurunan harga komoditas, akibat panen raya.
“Kita berharap komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan di Purbalingga bisa tersedia dengan stok cukup, harga terjangkau bagi konsumen, dan tetap memberikan keuntungan bagi petani,” kata Mukodam dalam keterangannya, Jumat.
Menurutnya, TPID berperan penting dalam menjaga stabilitas harga di pasar, selain itu memastikan agar harga tidak terlalu tinggi untuk konsumen, dan tidak terlalu rendah hingga dapat merugikan petani.
“Kondisi harga sayuran yang sedang turun ini mungkin menyenangkan bagi konsumen, tapi kita harus bantu petani agar tetap memperoleh keuntungan yang layak,” tambahnya.
Dalam aksi borong sayur ini, harga paket sayuran dijual Rp20.000 untuk pembayaran tunai, dan Rp17.500 bagi pengguna QRIS, sebagai bagian dari upaya TP2DD untuk mendorong transaksi non-tunai di masyarakat. Setiap paket sayuran tersebut berisi cabai, daun bawang, wortel, kubis, dan tomat kualitas terbaik dan harga terjangkau.
“Ini merupakan langkah untuk membantu petani yang sedang menghadapi deflasi, sambil mendorong konsumsi produk lokal,” ujarnya.
Bambang Nuryono dari Asosiasi Petani Hortikultura Bobotsari mengatakan jika harga sayuran di tingkat petani saat ini sangat rendah, bahkan ia menyebut jika harga wortel saat ini hanya Rp800, slobor Rp1.000, tomat Rp1.000, kobis Rp1.000, cabai Rp8.000, terong Rp1500 dan daun bawang Rp2.500.
"Penjualan langsung seperti ini membantu petani mendapatkan harga lebih tinggi, daripada melalui tengkulak, sehingga baik petani maupun konsumen sama-sama diuntungkan," ungkapnya.
Sementara menurut Siswandi dari Gapoktan Giri Mulyo Kutabawa mengungkapkan jika salah satu faktor penyebab rendahnya harga sayuran saat ini akibat kemarau basah, sehingga stok sayuran melimpah. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa meningkatkan harga di pasaran, dan membantu para petani mendapatkan keuntungan yang layak.
Supini, warga Kalikabong yang ikut memborong sayuran para petani ini mengaku senang, sebab sayuran yang dibeli bagus dan murah. “Sayurannya bagus dan murah, semoga kegiatan seperti ini sering diadakan supaya warga senang dan petani makin makmur,” ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait