"Pemanfaatan pewarna alami ini memberikan peluang besar bagi industri yang berkelanjutan, seperti tekstil, pangan, dan kosmetik," jelasnya.
Pada praktik pewarnaan kain yang diadakan di Laboratorium Kimia F.MIPA pada 11 November 2024, peserta dikenalkan pada teknik pewarnaan dan Botanical Print menggunakan bahan-bahan lokal. Dalam kerja sama dengan Bank Sampah Srayan Makarya, praktik ini menggunakan mordan Aluminium Tri Format (ATF) yang hemat energi dan ramah lingkungan. Pewarna merah maroon yang digunakan dalam proses pewarnaan diambil dari kulit kayu tingi (Ceriops tagal), sejenis tanaman mangrove lokal.
Ari Asnani berharap melalui praktik Botanical Print ini, peserta dapat memahami aplikasi ilmu kimia dalam memanfaatkan sumber daya alam lokal guna menciptakan produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
"Program ini menjadi langkah nyata F.MIPA Unsoed dalam mempromosikan ilmu pengetahuan yang menyatu dengan budaya lokal kepada dunia internasional," ungkapnya.
Editor : Aryo Arbi
Artikel Terkait