Dolar Naik, Harga Barang Melonjak, Ini Cara Cerdas Atur Keuangan Keluarga

Arbi Anugrah
Dolar Naik, Harga Barang Melonjak, Ini Cara Cerdas Atur Keuangan Keluarga. Foto: Ilustrasi iNews.id

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Kenaikan nilai tukar dolar AS akhir-akhir ini berdampak langsung pada lonjakan harga barang-barang impor. Mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga barang elektronik, semua ikut terdampak. 

Situasi ini tak hanya memukul sektor bisnis, tetapi juga menekan keuangan rumah tangga.

Untuk menyiasatinya, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr. Rio Dhani Laksana, M.Sc., CFP, CSA, CAPM, membagikan sejumlah strategi agar keluarga tetap bisa menjaga stabilitas keuangan di tengah gejolak ekonomi.

Berikut strategi mengatur keuangan rumah tangga ketika dolar dan tarif impor mengalami kenaikan seperti dilansir dari Unsoed Purwokerto dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/4/2025).

Strategi Keuangan saat Nilai Tukar Dolar AS Naik

1. Evaluasi Kembali Anggaran dan Susun Prioritas

Langkah pertama yang disarankan adalah meninjau ulang anggaran rumah tangga. Fokuskan belanja pada kebutuhan pokok seperti makanan, kesehatan, dan pendidikan. Harga barang impor yang naik akibat nilai dolar dan bea masuk yang tinggi membuat perencanaan keuangan harus lebih cermat. Gunakan aplikasi keuangan untuk memantau pengeluaran dan pastikan tidak ada anggaran yang terbuang sia-sia.

2. Dukung Produk Lokal dan Temukan Alternatif

Jika harga produk impor makin tinggi, saatnya beralih ke produk dalam negeri yang kualitasnya juga mumpuni. Misalnya, ganti susu atau kosmetik impor dengan merek lokal. Ini tidak hanya menghemat pengeluaran, tapi juga mendukung pelaku usaha nasional. Bila tetap harus membeli produk impor, manfaatkan promo, diskon, atau pertimbangkan membeli barang bekas berkualitas.

3. Perkuat Dana Darurat dan Investasi yang Aman

Kondisi ekonomi yang tidak menentu menuntut setiap keluarga memiliki dana darurat minimal 6–12 bulan dari total pengeluaran. Simpan dana tersebut di instrumen yang mudah dicairkan, seperti reksadana pasar uang atau deposito. Untuk investasi jangka panjang, pilih aset tahan inflasi seperti emas atau saham perusahaan ekspor yang justru mendapat untung saat dolar naik. Hindari utang konsumtif, terutama dari pinjaman online atau kartu kredit.

4. Terapkan Gaya Hidup Hemat dan Tambah Penghasilan

Libatkan seluruh anggota keluarga untuk menerapkan gaya hidup sederhana. Kurangi makan di luar, manfaatkan transportasi umum, dan belilah barang sesuai kebutuhan. Buka peluang penghasilan tambahan dari kerja sampingan seperti freelance, bisnis online, atau menjadikan hobi sebagai sumber uang. Pendapatan ekstra ini bisa menjadi penyangga saat kondisi finansial keluarga sedang tertekan.

5. Gunakan Fasilitas Pajak dan Bantuan Pemerintah

Manfaatkan program pemerintah seperti bantuan langsung tunai (BLT), subsidi listrik, atau insentif pajak yang bisa meringankan beban keuangan. Jika Anda memiliki usaha kecil, pastikan pencatatan keuangan dilakukan dengan baik agar bisa memanfaatkan pengurangan pajak atau mengakses bantuan modal usaha.

6. Bangun Komunikasi dan Literasi Keuangan Keluarga

Terakhir, ajak keluarga berdiskusi tentang kondisi keuangan saat ini. Libatkan anak-anak untuk belajar menabung dan belanja bijak. Edukasi sederhana seperti mematikan listrik saat tidak dipakai atau belanja di pasar tradisional bisa membuat perbedaan besar. Semakin kompak keluarga mengelola uang, semakin kuat pula mereka menghadapi tekanan ekonomi.

Dengan strategi yang tepat, gejolak nilai tukar bukan alasan bagi dompet jebol. Sebaliknya, ini bisa jadi momen untuk memperkuat fondasi keuangan rumah tangga dan menumbuhkan budaya hidup hemat serta produktif.

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network