Mendes PDT dan Mendag Lepas Ekspor 18,5 Ton Gula Semut BUMDes Banyumas ke Hungaria

Arbi Anugrah
Mendes PDT dan Mendag Lepas Ekspor 18,5 Ton Gula Semut BUMDes Banyumas ke Hungaria. Foto: Arbi Anugrah

Menurutnya, dari Januari hingga April 2025, transaksi ekspor telah mencapai 51 juta dolar AS atau sekitar Rp850 miliar. Target pertumbuhan ekspor tahun ini adalah 7,1%, sebagai bagian dari upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.

"Nah ini harapan kami dan juga pak Mendes, desa-desa yang siap ekspor tadi akan mensupport kita, jadi target kita tahun ini kan 7,1%, itu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8%. Jadi memang kita harus tingkatkan ekpor kita, dan terima kasih ke pak Mandes sudah kolaborasi, mudah-mudahan Desa Ekspor semakin banyak," ujarnya.

Menurut Galih Wahyu Nur Aziz, Manajer CV Java Agro Mandiri, menjelaskan bahwa kerja sama dengan BUMDes Kabul Ciptaku dimulai pada Juli 2023. Mereka kini mendampingi sekitar 250 petani gula kelapa di Langgongsari dan berencana mengembangkan pasar ke Eropa dan Amerika. 

"Makanya kita tetap mengupayakan sertifikasi organik dan membangun jejaring dengan teman-teman BUMDes lainnya. Tidak hanya Langgongsari, ada desa-desa lain disekitarnya yang berpotensi banyak pohon kelapa dan petaninya," ungkap Galih.

Sementara menurut Direktur BUMDes Kabul Ciptaku, Ahmad Harianto, menyatakan bahwa pihaknya telah membentuk sistem kontrol mutu yang aktif turun ke petani setiap bulan. Selain itu, program penanaman kelapa genjah juga telah berjalan dan terus disosialisasikan kepada petani. 

"Memang tantangan terbesarnya adalah mengubah pola pikir petani. Tapi dengan adanya lokasi percontohan, mereka mulai tertarik dan bergabung," katanya.

Ahmad mengungkapkan jika harga jual gula semut jauh lebih menguntungkan bagi petani dibandingkan gula cetak yang selama ini dijual ke pabrik kecap. "Harga gula semut bisa mencapai Rp23 ribu per kilogram, sementara gula cetak hanya Rp17 ribu. Dengan ekspor ini, petani bisa mendapatkan harga yang stabil dan layak," jelasnya.

Sementara menurut salah satu penderes Desa Langgongsari, Hudi mengaku kehidupannya berubah sejak ada ekspor gula semut. "Dulu susah cari penghasilan. Sekarang saya nyadap 20 pohon sehari, bisa dapat 7 kilogram. Hasilnya lebih baik dari sebelumnya, dan istri saya juga bisa kerja di bagian pengolahan gula," tuturnya.

Editor : Arbi Anugrah

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network