Metode pijat yang digunakan Ipda Lanjar disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Ia menangani keluhan seperti tulang geser, stroke ringan, hingga saraf terjepit dengan penuh kesabaran. Semua dilakukan secara cuma-cuma, khususnya bagi warga kurang mampu yang membutuhkan sentuhan penyembuhan namun terkendala biaya.
“Kesehatan adalah hak semua orang. Saya ingin pengobatan ini bisa diakses oleh semua kalangan, terutama mereka yang kurang mampu,” ungkapnya. Ia menyebut, sebagian besar pasien yang datang ke Pos Lantas Gombong merupakan hasil rekomendasi dari para kepala desa di wilayah Kebumen.
Kegiatan Jumat Berkah menjadi salah satu cara Ipda Lanjar membangun kedekatan antara polisi dan masyarakat. Ia berharap keberadaan polisi tidak hanya dirasakan dalam urusan hukum atau lalu lintas, tetapi juga dalam kehidupan sosial masyarakat secara langsung. “Saya ingin memberikan kesan bahwa polisi adalah pengayom masyarakat,” tegasnya.
Tak hanya pada hari Jumat, dedikasi Ipda Lanjar dalam membantu sesama juga dilanjutkan di kediamannya di Kelurahan Bumirejo. Ia membuka layanan pengobatan setiap Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB, dengan sistem pendaftaran langsung di tempat.
Kisah Ipda Lanjar adalah contoh nyata bahwa pengabdian kepada masyarakat bisa dilakukan lewat berbagai jalan.
Di balik seragam dinasnya, ia menyimpan kepedulian dan ketulusan yang menjangkau mereka yang membutuhkan—membuktikan bahwa polisi tidak hanya hadir untuk menegakkan hukum, tetapi juga untuk menyembuhkan, mendengar, dan melayani sepenuh hati.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait