PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id – Pemerintah Kabupaten Purbalingga terus menguatkan dukungannya terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya di sektor kriya dan fesyen. Melalui kerja sama dengan PT HM Sampoerna Tbk dalam program Sampoerna untuk Indonesia, pendampingan berkelanjutan kembali digelar untuk meningkatkan daya saing Batik Purbalingga di tingkat nasional dan internasional.
Program kolaboratif ini digagas bersama Impala Network, LF Fashion Consultant, serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Purbalingga. Tujuannya tak hanya meningkatkan keterampilan pelaku UMKM, tetapi juga membentuk identitas visual yang kuat bagi Batik Purbalingga agar mampu bersaing di pasar global.
“Kerja sama ini menjadi bagian dari langkah Pemkab Purbalingga dalam membina UMKM agar mampu naik kelas, tidak hanya dalam hal produksi, tapi juga dari sisi desain dan pemasarannya,” tutur Syahzani Syasya Tsania, Ketua Dekranasda Purbalingga sekaligus istri Bupati Purbalingga, Jumat (23/5/2025).
Pendampingan mencakup berbagai pelatihan strategis, seperti Webinar Fashion Trend Forecasting 2025/2026, pelatihan product development untuk busana ready to wear, eksplorasi motif Soedirman sebagai ciri khas Batik Purbalingga, serta pengolahan tekstil dan pengembangan pola desain berbasis batik.
Sebagai mentor utama, desainer ternama dan Wakil Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC), Lisa Fitria, dipercaya memberikan bimbingan langsung kepada para pengrajin dan desainer lokal. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade di industri fesyen, Lisa memberikan wawasan dan strategi agar batik Purbalingga mampu berkembang menjadi produk fesyen yang bernilai tinggi.
“Kami ingin agar pelaku UMKM di Purbalingga tidak lagi terpaku hanya pada produksi kain batik, tetapi juga mampu menciptakan lini busana siap pakai yang menjadikan batik sebagai elemen utama. Ini membuka potensi baru sebagai unit bisnis yang berkelanjutan,” ujar Lisa Fitria.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait