Oleh karena itu, ia mengungkapkan jika Unsoed Purwokerto menjadi kampus kedua yang menjalankan program ini, setelah sebelumnya Pringsewu menerapkan program ini bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Kami percaya bahwa kampus adalah pabriknya SDM. Maka kalau kami ingin tumbuh, kami harus masuk ke dunia pendidikan dan bersinergi. Selama kami mampu, kami akan jalankan,” tegas Totok.
Sementara menurut Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed, Prof. Wiwik Rabiatul Adawiah, menyampaikan bahwa PBL adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong mahasiswa menghadapi permasalahan dunia nyata dan menyelesaikannya berdasarkan teori yang telah mereka pelajari.
“Jadi, program ini menurut saya sangat bagus, sangat menguntungkan bagi fakultas (FEB Unsoed) dan Universitas, saya berharap bisa berlanjut terus dan pertama kali model seperti ini, langsung ada (lembaga kegiatan usaha di kampus). Kalau MBKM ada ya, sejumlah mahasiswa magang di sana,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa program PBL sangat selaras dengan paradigma baru pendidikan tinggi yang kini menekankan dampak nyata dari proses pembelajaran, tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga masyarakat.
Termasuk implementasi dari semangat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ke dalam program-program yang nyata dan berdampak.
“Kalau kampus senang sekali ya, karena kita sekarang itu kan kalau program pemerintah itu bukan lagi MBKM namanya, sekarang adalah kampus berdampak. Jadi maksudnya bahwa dampaknya itu bisa dirasakan langsung,” katanya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait