5. Perang Siber dan Milisi Proksi: Dimensi Tak Kasatmata
Konflik antara Israel dan Iran juga terjadi di ruang siber. Kedua negara kerap terlibat dalam perang digital yang menyasar infrastruktur vital seperti energi, air bersih, dan fasilitas nuklir.
Iran juga memiliki jaringan milisi proksi di kawasan, seperti Hizbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak, dan Houthi di Yaman. Jaringan ini memberi Iran kemampuan untuk menyerang Israel dari berbagai front secara simultan.
Lebih jauh lagi, Iran berpotensi menutup Selat Hormuz—jalur strategis yang mengalirkan sekitar 20% pasokan minyak dunia—jika konflik bersenjata meletus. Langkah ini bisa mengganggu stabilitas energi global dan memicu krisis ekonomi internasional.
6. Peta Strategi dan Arah Geopolitik Dunia
Jika konflik militer terbuka terjadi, Israel dinilai lebih siap menghadapi perang modern berbasis teknologi tinggi, sementara Iran tampak lebih siap untuk perang total dengan pendekatan mobilisasi besar-besaran dan serangan dari banyak arah.
Namun dalam konteks geopolitik, kekuatan militer semata tidak cukup. Aliansi strategis Israel dengan Amerika Serikat dan Barat memberi pengaruh besar dalam konstelasi global. Di sisi lain, Iran memanfaatkan kekuatan regional melalui proksi dan tekanan terhadap jalur energi dunia.
7. Ancaman Global dan Pentingnya Diplomasi
Konflik Israel–Iran bukan semata urusan dua negara. Ketegangan ini berpotensi menyeret kawasan dan bahkan dunia ke dalam krisis keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan. Ancaman terhadap stabilitas Timur Tengah akan langsung memengaruhi harga energi, pasar keuangan, hingga keseimbangan kekuatan global.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait