Upaya lain juga dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan, seperti penanggulangan hama di Kabupaten Semarang, Grobogan, dan Sragen melalui gerakan gropyokan tikus serta pembangunan rumah burung hantu (rubuha) sebagai pengendali hama alami.
BI juga mendorong pembentukan mitra baru untuk menjadi “champion cabai” dalam menjaga kestabilan suplai.
Di sisi lain, Kepala KPw BI Purwokerto, Christoveny, yang hadir secara daring, menyoroti pentingnya regenerasi petani sebagai bagian dari strategi pengendalian inflasi jangka panjang. Ia mengungkapkan kekhawatiran atas menurunnya jumlah petani muda, yang berpotensi mengancam ketahanan pangan dan stabilitas harga.
“Pada semester pertama 2025, sudah terbentuk dua klaster petani milenial di wilayah kerja kami yang mencakup Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara,” kata Christoveny.
Untuk memperkuat regenerasi, KPw BI Purwokerto bersama TPID setempat akan meluncurkan program sekolah petani, yang bertujuan membekali petani muda dengan pengetahuan dan keterampilan pertanian modern serta manajemen usaha tani.
Melalui pendekatan kolaboratif, Bank Indonesia dan TPID di Jawa Tengah berharap inflasi tetap terkendali, ketahanan pangan terjaga, dan sektor pertanian semakin tangguh menghadapi perubahan iklim.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait