Sedangkan di Kabupaten Purbalingga, penganut Islam Aboge tersebar di sekitar Masjid Sayid Kuning, Desa Onje, Purbalingga dan di Kabupaten Cilacap Penganut Islam Aboge ada di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap.
Dalam Islam Aboge, dipercayai perhitungan berdasarkan delapan tahun atau sewindu. Satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim akhir serta dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.
Sedangkan dalam perhitungan Aboge, tidak bergantung pada bulan seperti tahun hijriyah. Untuk menentukan tanggal perayaan hari-hari besar agama Islam, penganut Aboge memiliki rumusan tersendiri yang mengacu pada hitungan sesuai tahun berjalan, misalnya Donemro/Sanemro (Ramadan/Puasa jatuh pada hari keenam pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Ramadan serta Waljiro (Syawal jatuh pada hari pertama pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Syawal.
Perhitungan Aboge sendiri mulai dipakai pada abad ke-14 oleh para wali. Penanggalan tersebut kemudian disebarluaskan oleh ulama Raden Rasid Sayid Kuning yang berasal dari Kerajaan Pajang.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait