3. Puasa mendatangkan sifat belas kasih dan simpati bagi orang miskin.
Jika orang yang berpuasa merasakan sakitnya menahan lapar pada suatu waktu, maka ia mengingatnya pada setiap kondisinya. Sehingga ia pun akan berbelas kasih dan berbuat ihsan kepada orang-orang miskin.
4. Selama puasa, setan dikalahkan dan dilemahkan, sehingga kemaksiatan berkurang darinya.
Hal ini dikarenakan setan berjalan mengikuti peredaran darah manusia, maka dengan berpuasa seseorang akan mempersempit ruang gerak setan pada dirinya. Ibnu Taimiyah radhiallahu 'anhu berkata,
فَإِنَّ مَجَارِيَ الشَّيَاطِينِ الَّذِي هُوَ الدَّمُ ضَاقَتْ وَإِذَا ضَاقَتْ انْبَعَثَتْ الْقُلُوبُ إلَى فِعْلِ الْخَيْرَاتِ الَّتِي بِهَا تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَإِلَى تَرْكِ الْمُنْكَرَاتِ
“Sesungguhnya darah yang merupakan tempat berjalannya setan akan menyempit (karena sebab puasa-pent), dan apabila telah menyempit maka hati akan senantiasa bangkit untuk mengerjakan perkara-perkara kebajikan yang dengannya pintu surga akan terbuka dan kemungkaran akan ditinggalkan” (Majmu’ al-Fatawa (25/246)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait