Namun rahasia yang ia simpan itu lama kelamaan terpaksa harus ia bongkar ketika ia mendapatkan beasiswa. Di mana untuk mendapatkan beasiswa itu, diharuskan mendapatkan tanda tangan dari orangtuanya.
"Orangtua tidak tahu kalau saya kuliah. tahunya sudah semester 6 gara gara saya dapat beasiswa, harus tanda tangan orang tua," jelas Ahmad yang mengambil gelar doktor pendidikan matematika UPSI Malaysia.
Saat mengajar itulah perjalanan hidupnya terus berubah, setelah mendapatkan beasiswa, ia pun diangkat menjadi asisten dosen di IKIP Muhamadiyah Jogja sampai lulus. Lalu karirnya meningkat menjadi dosen di kampus tersebut selama dua tahun di UAD hingga akhirnya pindah ke Purwokerto.
Tak berhenti sampai disitu, ia pun ingin membuktikan apakah dosen swasta bisa menjadi PNS. Ia pun kemudian mencoba mengikuti tes PNS di tahun 1994 ketika ada pembukaan untuk dosen di wilayah Jawa Tengah. "Alhamdulillah diterima, ternyata saya dari swasta pun bisa jadi dosen PNS. Statusnya PNS diperbantukan disini," ujarnya.
Setelah dikukuhkan menjadi Guru Besar Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), ia pun memiliki obsesi untuk mengembangkan model pembelajaran matematika baik bukunya, medianya maupun materinya.
"Mudah mudahan dengan adanya tulisan saya ini bisa bermanfaat untuk pengembangan pendidikan yang akan datang. Termasuk belajar matematika yang selama ini menjadi momok, tapi dengan model pembelajaran seperti itu, mahasiswa, murid bukan menjadi momok tapi malah tertarik," tuturnya.
Sementara menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jebul Suroso mengatakan jika saat ini telah memiliki 11 Profesor. Pihaknya berharap kehadiran Profesor Ahmad bisa menjadi teladan akademik dan masyarakat.
"Sangat berharap kehadiran Profesor Ahmad bisa menjadi teladan akademik dan menjadi teladan untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat, karena tingginya marwah perguruan tinggi adalah ketika keilmuan digali sedemikian dalam, manfaat bagi masyarakat juga semakin kuat," ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait