3. Aplikasi e-HAC Kemenkes
Setelah situs BPJS Kesehatan, aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengalami peretasan. Akibatnya 1,3 juta data masyarakat Indonesia yang tersimpan di aplikasi e-HAC tersebut bocor.
Padahal aplikasi e-HAC merupakan Kartu Kewaspadaan Kesehatan versi modern dan menjadi salah satu syarat wajib bagi masyarakat saat akan bepergian di dalam maupun luar negeri. Pada Kasus ini bukan hanya data pengguna e-HAC yang bocor, tetapi data tes Covid-19 yang dilakukan penumpang, data pribadi penumpang, data rumah sakit, hingga data staf e-HAC diduga bocor.
4. Asuransi BRI Life
Asuransi BRI Life juga menjadi korban peretasan. Akibatnya, sekitar 2 juta data nasabah BRI Life bocor dan dijual di dunia maya. Kebocoran data nasabah ini berisi informasi seperti foto KTP, rekening, nomor wajib pajak, akte kelahiran, hingga rekam medis. Dugaan kebocoran data ini diduga karena adanya celah keamanan di dalam sistem elektronik BRI Life.
5. Situs Pusmanas milik BSSN
Peretas selain menyasar dan mengambil data masyarakat Indonesia, juga pernah meretas situs milik Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dengan teknik deface pada Oktober 2021. Di mana pada halaman muka situs menampilkan tulisan "Hacked by theMx0nday".
Situs milik Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang berhasil dibobol hakcer adalah Pusat Malware Nasional. Situs itu sendiri berisi data mengenai laporan atau informasi (repositori) malware.
Selain itu, di halaman situs, hacker juga menuliskan bahwa aksi peretasan ini dilakukan untuk membalas pelaku yang diduga dari Indonesia yang telah meretas website negara Brasil.
Demikian tadi ulasan situs pemerintah yang pernah kena serangan hacker.
Editor : Arbi Anugrah