NABI palsu cantik asal Lebanon ini membuat pengakuan menggelikan. Mariam Hadid wanita nabi palsu ini mengaku menjadi nabi pertama dari kalangan wanita.
Parahnya lagi dalam unggahannya di TikTok dia menista agama Islam dengan memperagakan sholat dengan memakai kostum Spider Gwen ketat.
Mariam yang kini menetap di Amerika Serikat (AS).
"1st female prophet,” tulis Mariam dalam biografi yang muncul di situs pribadinya.
Di akun TikTok miliknya, Mariam kerap mengunggah konten komedi yang menyerang Islam. Salah satunya, memperagakan salat dengan mengenakan kostum Spider Gwen yang cukup ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya.
Dia mengatakan bahwa salat mengenakan kostum adalah sesuatu yang muncul dalam mimpinya.
“Hal-hal aneh yang saya lihat dalam mimpi saya,” tulis Mariam yang dikutip dari akun TikTok-nya, @mariam.hadid1 Dalam pengakuannya sebagai nabi perempuan pertama, Mariam mengeklaim dia diutus ole Allah.
Dalam salah satu unggahannya, dia menawarkan para pengikutnya untuk mengajukan pertanyaan untuk dia sampaikan kepada Tuhan.
“Saya adalah nabi wanita pertama Hamdollah. Apa yang Anda ingin saya tanyakan kepada Allah?,” tulis dia.
Mariam, entah bercanda atau serius, mengaku ingin memiliki empat suami di masa depan. Menurutnya, rencananya itu sebagai kritik terhadap Islam yang memperbolehkan para pria berpoligami dengan memilki empat istri.
Wanita ini juga menjadi penyedia konten dewasa, OnlyFans, untuk meraup penghasilan. "Mengapa saya memulai OnlyFans. Pada awal tahun 2021, situasi di Lebanon terus memburuk karena keruntuhan ekonomi.
Keluarga kami menyimpan tabungan hidup mereka di bank-bank Lebanon sejak tahun 1990-an," tulis Mariam Hadid di situs pribadinya.
"Namun, setelah keruntuhan ekonomi dan ditemukannya skema ponzi, uang keluarga saya dicuri oleh bank yang sekarang secara teknis ditutup.
Keluarga saya bangkrut, jadi, saya tahu saya harus mandiri secara finansial,” imbuh dia. Tak hanya itu, Mariam dalam biografinya juga mencantumkan statusnya sebagai peneliti Ivy League, sebuah asosiasi yang terdiri dari 8 universitas Amerika Serikat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta