get app
inews
Aa Read Next : Kisah Nabi Palsu Pertama Aswad Al-Ansi, Tak Puas Klaim Dirinya Juga sebagai Tuhan

Nabi Palsu Musailimah Al-Kadzdzab, Bersama Pengikutnya Datangi Rasulullah Minta Diberikan Kenabian

Kamis, 15 Desember 2022 | 13:57 WIB
header img
Nabi palsu saat zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah Musailimah Al-Kadzdzab. Foto: Ilustrasi/Freepik

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Nabi palsu saat zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah Musailimah Al-Kadzdzab. Bagaimana sepak terjang Musailimah Al-Kadzdzab dituliskan kembali oleh  Ustaz DR. Firanda Andirja, MA.

Nah, Ustaz Firanda Andirja menuliskan nabi palsu Musailimah Al-Kadzdzab yang di-posting dalam grup perpesanan Kelas UFA pada Kamis (15/12/2022). 

Musailimah dari bani Hanifah yang dia pernah datang menemui Nabi ketika ‘Aam Al-Wufud sekitar tahun 9 H, dia datang bersama kaumnya menampakkan seakan-akan telah masuk Islam. Kemudian dia meminta kepada Nabi agar diberikan kenabian, dia mengatakan,

إِنْ جَعَلَ لِي مُحَمَّدٌ الأَمْرَ مِنْ بَعْدِهِ تَبِعْتُهُ

“jika Muhammad setelah dia meninggal menyerahkan kenabiannya kepadaku maka aku akan menjadi pengikutnya.”

Musailimah memiliki pengikut yang sangat banyak dan dia merupakan pembesar di kaum Bani Hanifah. Saat itu Nabi bersama seorang sahabat yaitu Tsabit bin Qais bin Syammas, saat itu beliau sedang memegang pelepah kurma. Tsabit bin Qais menyampaikan kepada Nabi bahwa Musailimah Al-Kadzdzab mengatakan bahwa jika Nabi meninggal untuk menyerahkan kenabian kepadanya. Nabi pun menjawab,

لَوْ سَأَلْتَنِي هَذِهِ القِطْعَةَ مَا أَعْطَيْتُكَهَا، وَلَنْ تَعْدُوَ أَمْرَ اللَّهِ فِيكَ، وَلَئِنْ أَدْبَرْتَ ليَعْقِرَنَّكَ اللَّهُ، وَإِنِّي لَأَرَاكَ الَّذِي أُرِيتُ فِيكَ مَا رَأَيْتُ

“Seandainya kamu meminta agar aku memberikan sepotong pelepah kurma ini kepadamu, tentu aku tidak akan pernah memberikannya. Dan kamu tidak akan mampu perkaramu di hadapan Allah. jika kamu berbalik maka Allah akan membinasakanmu. Dan sungguh aku telah melihat kamu akan ditimpa sesuatu yang saksikan dalam mimpiku itu.” ([1])

Setelah Nabi berkata demikian, maka Ibnu ‘Abbas bertanya kepada Nabi tentang ucapannya,

وَإِنِّي لَأَرَاكَ الَّذِي أُرِيتُ فِيكَ مَا رَأَيْتُ

“Dan sungguh aku telah melihat kamu akan ditimpa sesuatu yang saksikan dalam mimpiku itu.”

Maka Nabi menjelaskan,

بَيْنَمَا أَنَا نَائِمٌ، رَأَيْتُ فِي يَدَيَّ سِوَارَيْنِ مِنْ ذَهَبٍ، فَأَهَمَّنِي شَأْنُهُمَا، فَأُوحِيَ إِلَيَّ فِي المَنَامِ: أَنِ انْفُخْهُمَا، فَنَفَخْتُهُمَا فَطَارَا، فَأَوَّلْتُهُمَا كَذَّابَيْنِ، يَخْرُجَانِ بَعْدِي ” فَكَانَ أَحَدُهُمَا العَنْسِيَّ، وَالآخَرُ مُسَيْلِمَةَ الكَذَّابَ، صَاحِبَ اليَمَامَةِ

“Ketika aku sedang tidur aku melihat di tanganku ada dua gelang terbuat dari emas. Kedua gelang ini membuatku gelisah, lalu aku diberi wahyu dalam mimpiku, agar aku meniupnya. Aku pun meniupnya hingga keduanya terbang (lenyap). Maka aku menakwilkan mimpiku itu sebagai dua orang pendusta (yang mengaku sebagai nabi) yang akan timbul sepeninggalku. Yang pertama adalah Al ‘Ansiy dan yang lainnya adalah Musailamah Al Kadzdzaab, seorang penduduk Yamamah.” ([2])

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut