JAKARTA, iNews.id - Kamu percaya pada hantu ? Kalau kamu percaya, kamu tidak sendirian. Selama ini, banyak orang yang mengaku pernah mengalami peristiwa gaib, mulai dari mendengar suara-suara aneh, melihat bayangan aneh, merasa diawasi ketika tengah sendiri, hingga menyaksikan penampakan hantu secara langsung.
Di Amerika Serikat (AS) saja, berdasarkan polling yang dilakukan Ipsos poll pada 2019, sekitar 46% orang di negeri adidaya percaya pada hantu. Bahkan sebanyak 18% mengatakan telah melakukan kontak dengan hantu.
Kadang kala kita mengalami situasi creepy ketika sendirian atau pada situasi tertentu. Misalnya, tiba-tiba mendengar anjing melolong di tengah malam atau mendengar jendela kamar terbuka sendiri disertai desiran angin. Bahkan yang lebih akstrem, melihat sekelebat penampakan atau mendengar suara lirih yang aneh.
Sejumlah ilmuwan mencoba mencari jawaban secara ilmiah , apakah hantu itu ada atau hanya ilusi saja. Ada beberapa faktor ilmiah yang dikaitkan dengan hantu dikutip dari livescience, di antaranya suara frekuensi rendah, karbon monoksida, kekuatan sugesti, dan perasaan nikmat pada takut.
Suara Frekuensi Rendah
Manusia mampu mendengar suara pada rentang frekuensi 20-20.000 Hertz. Suara di atas 20.000 Hertz atau ultrasonik dan suara pada frekuensi lebih rendah dari 20 Hertz atau infrasonik, tidak bisa ditangkap telinga manusia.
Hasil penelitian pada 2003, sebanyak 22% penonton konser yang terpapar suara pada 17 Hertz melaporkan rasa tidak nyaman atau sedih, kedinginan, termasuk perasaan gugup karena takut. Ternyata sumber suara dengan frekuensi rendah banyak terdapat di sekitar kita, seperti mesin diesel, turbin angin, dan pengeras suara.
Suara frekuensi rendah juga dihasilkan dari gempa bumi, aktivitas gunung berapi atau kilat, komunikasi antara hewan, dan ledakan proses kimia. Jadi apabila kita tiba-tiba timbul perassan creepy, bisa dicek apakah di sekitar kita ada aktivitas alam atau benda yang menimbulkan suara frekuensi rendah.
Jamur Beracun
Kok jamur beracun? Menghirup jamur beracun selain berdampak buruk bagi sistem pernapasan juga berdampak buruk bagi otak manusia. Paparan jamur diketahui menyebabkan gejala neurologis, seperti delirium, demensia, atau ketakutan irasional.
Para ilmuwan menarik hubungan kuat antara keberadaan jamur dan penampakan hantu di bangunan atau rumah-rumah yang rusak dan tak terawat. Bukan kebetulan, bangunan dan rumah-rumah yang cenderung rusak penuh dengan jamur beracun.
Jadi jika berada di suatu tempat yang tak terawat dan rusak, perhatikan di sekitarnya apakah tumbuh berbagai jenis jamur. Sebab, paparan jamur yang cukup besar menimbulkan gejala neurologis seperti ketakutan irasional.
Editor : Arbi Anugrah