1. Membaca Istirja
Jika mendengar orang meninggal dunia, Muslim dianjurkan membaca istirja yakni
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.
Innalillahi wa innaa ilaihi raajiuun.
{الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ}
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. (Al-Baqarah: 156).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan maksud ayat tersebut yakni mereka menghibur dirinya dengan mengucapkan kalimat tersebut manakala mereka tertimpa musibah atau kematian, dan mereka yakin bahwa diri mereka adalah milik Allah. Dia memberlakukan terhadap hamba-hamba-Nya menurut apa yang Dia kehendaki.
Mereka meyakini bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala di sisi-Nya seberat biji sawi pun kelak di hari kiamat. Maka ucapan ini menanamkan di dalam hati mereka suatu pengakuan yang menyatakan bahwa diri mereka adalah hamba-hamba-Nya dan mereka pasti akan kembali kepada-Nya di hari akhirat nanti.
Setelah itu membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ أجُرني فِي مُصِيبَتِي واخلُف لِي خَيْرًا مِنْهَا
Allahuma ajurnii fii musibatii wakhluf lii khoiran minhaa.
Artinya: Ya Allah, berilah daku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah buatku yang lebih baik daripadanya, melainkan diberlakukan kepadanya apa yang dimintanya itu". Doa ini dibaca Rasulullah saat bertakziyah ke Abu Salamah suami Ummu Salamah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta