get app
inews
Aa Text
Read Next : BI Purwokerto Dorong Pengembangan Ekosistem Wisata Halal Ramah Muslim di Dieng

Wisata Sejarah di Dieng dengan Pesona Alam Desa yang Buat Nyaman

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 19:23 WIB
header img
Dieng yang berada di perbatasan antara Wonosobo dan Banjarnegara menjadi salah satu daerah terdingin di Indonesia. (Foto: Elde Joyosemito)

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Wisata Sejarah di Dieng memang tidak dapat tergantikan dengan suasana apapun. Hawanya yang sejuk dan masyarakat yang ramah membuat nyaman pengunjung saat berada di Dieng.

Indonesia memang dikenal dengan beragam destinasi wisata menarik baik kekayaan alam dan lokasi peninggalan sejarah yang menarik. Salah satunya, yaitu Desa Wisata Dieng Kulon yang terletak di Wonosobo, Jawa Tengah.

Dieng dikenal sebagai negeri di atas awan, terbagi menjadi dua Kabupaten, yakni Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Berada di ketinggian 2.000 – 2.500 mdpl dengan view dan landscape yang menjadikan sebagai pilihan tempat wisata yang dikenal Desa di Atas Awan. 

Memiliki kesejukan udara, lingkungan yang masih alami dan berbagai wisata alam dan budaya mampu menyihir setiap orang yang datang ke daerah dataran tinggi Dieng.

Untuk mencapai Desa Wisata Dieng Kulon sangatlah mudah, dari Yogyakarta hanya berjarak 110 kilometer, sementara dari Semarang hanya menempuh waktu 2 jam 30 menit saja. 

Memiliki banyak destinasi menarik membuat wisata di Jawa Tengah ini wajib dikunjungi. Apa saja yang bisa dinikmati di desa yang masuk ke dalam 50 Besar Desa Wisata Terbaik Indonesia 2021 ini? Simak ulasannya:

Jelajah Pesona Alam dan Wisata Sejarah

Dieng, Wonosobo memiliki sederet keindahan alam yang terkandungnya. Saat memutuskan berwisata ke sini, kamu wajib menjelajahi pesona alam dan wisata sejarahnya. 

Bagi yang suka mendaki, pesona keindahan alam yang pertama yaitu berburu keindahan sunrise dari salah satu pesona dataran tinggi, yaitu Gunung Prau. Jika belum pernah melakukan pendakian tinggi, Gunung Prau menjadi salah satu gunung yang cocok bagi pendaki pemula lho. 

Untuk menikmati sunrise di sini, kamu tak perlu khawatir karena tiket masuk area Gunung Prau sangat terjangkau hanya Rp25.000 per orang. Supaya pendakian tetap aman dan nyaman pastikan kamu terlebih dahulu melakukan pendaftaran posko awal pendakian. 

Jika baru pertama kali datang ke sini serta belum mengetahui rute maupun medan pendakian menuju puncak gunung Prau, tak perlu khawatir di posko pendakian menyediakan jasa tour guide hanya dengan merogoh kocek sekitar Rp350.000 per hari.

Sesaat sampai di puncak Prau, rasa lelah selama pendakian akan terbayar sudah. Para pendaki akan langsung dimanjakan pemandangan hamparan keindahan alam yang mempesona yang akan menghipnotis mata. Dari puncak Prau juga akan merasa takjub dengan pesona gunung Sumbing yang megah menghiasi langit biru di seberangnya.

Selain bisa menikmati sunrise di Gunung Prau, para wisatawan bisa berkunjung Bukit Skoter Dieng. Kamu bisa menikmati keindahan alam Dieng dengan hanya membayar tiket Rp5.000 per orang.


Kawasan Candi Arjuna Dieng yang diselimuti kabut. (Foto: Elde Joyosemito/ iNewsPurwokerto.id).
 
Nah, jika sudah berburu sunrisenya, saatnya kamu bisa lanjut berkunjung ke salah satu Wisata bersejarah yaitu Wisata Candi Arjuna yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara. Destinasi tempat ini merupakan salah satu icon dari Wisata Dieng, jadi belum lengkap rasanya ke Dieng jika kamu melewati destinasi wisata bersejarah satu ini. 

Candi Arjuna merupakan salah satu bangunan candi di Kompleks percandian di Candi Arjuna Dieng. Candi Arjuna diperkirakan sebagai candi tertua, candi ini diperkirakan dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno. Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa dan Candi Sembadra. 

Setelah berkunjung ke Candi Arjuna, wajib meneruskan ke destinasi wisata Kawah Sikidang Dieng. Untuk masuk destinasi wisata Candi Arjuna dan Kawah Sikidang kamu cukup membayar Rp20.000. Kawasan kawah ditata sedemikian indah, nyaman, dan aman dengan membuat jalan setapak dengan platform kayu sehingga menimbulkan kesan alami saat berada di sana.


Area Kawah Sikidang, Dieng. (Foto: Bayu Sasongko/iNewsPurwokerto.id)
 
Saat berkunjung ke Kawah Sikidang ini, kamu jangan sampai lupa untuk mematuhi peraturan di sana yaitu memakai masker dan menjaga jarak dengan kawah. Sebab, aroma belerangnya sangat terasa kuat, terlebih air kawahnya yang panas mendidih. 

Berburu Oleh-Oleh Khas Dieng

Setelah lelah berwisata di Dieng, belum lengkap rasa jika tidak berburu oleh-oleh khas daerah tersebut. Ada beragam buah tangan yang bisa dibawa pulang dari Desa Di Atas Angin ini. Saat berkunjung ke Dieng, sepanjang perjalanan mata memandang kamu akan melihat hamparan kebun kentang. Kentang menjadi komoditas andalan di Dieng Banjarnegara dan Wonosobo. 

Hasil dari perkebunan kentang bisa langsung dijual atau diolah terlebih dahulu menjadi ceriping kentang yang bisa dibeli. Tak hanya kentang, komoditas utama di Dieng lainnya ada pepaya gunung atau yang kerap dikenal dengan nama carica. Carica hanya bisa tumbuh di dataran tinggi seperti dataran tinggi Dieng ini. 

Sejak 1980-an pelaku UMKM di Dieng terus bermunculan dan berkembang karena bisa menyulap buah carica menjadi selai, sirup hingga manisan carica.

Saat berkunjung ke Dieng jangan lupa membeli oleh-oleh khas Dieng satu ini ya, karena memiliki sederet manfaat vitamin mulai dari vitamin C, vitamin A, Vitamin B Complex, Vitamin E, dan arginine yang bermanfaat untuk membunuh sel kanker. 

Selain Kentang dan Carica, komoditas lainnya yang menjadi ciri khas Dieng yakni Purwaceng. Akar purwaceng biasanya diolah menjadi bubuk atau serbuk. Purwaceng juga memiliki sederet manfaat mulai dari melancarkan peredaran darah, mencegah kanker, hingga menambah stamina pria. 

“Purwaceng itu ibaratnya ginsengnya Indonesia, dengan mengkonsumsi Purwaceng badan bisa menjadi sehat selalu, darah menjadi lancar ,” Alif Ketua POKDARWIS Desa Dieng Kulon 

Saat menghadapi pandemi banyak UMKM terkena dampaknya seperti para UMKM oleh-oleh khas Dieng ini, mereka merasakan dampak penjualan yang turun secara signifikan selama pandemi Covid-19.

Pengusaha UMKM TRI SAKTI oleh-oleh khas Dieng, Hasta Priyandono mengungkapkan penjualan oleh-oleh selama pandemi sangat turun. 

“Iya selama pandemi penjualan oleh-oleh terasa sangat menurun signifikan, solusi agar tetap bertahan yaitu dengan menjaga cita rasa resep-resep orang tua yang sudah turun menurun agar pelanggan tetap setia,” ucapnya.

Selain berburu oleh-oleh makanan atau kuliner khas Dieng, kamu juga bisa berburu oleh-oleh kerajinan tangan yang unik dari para seniman mulai dari wayang, gantungan kunci hingga tongkat batik. Harga kerajinan tangan, muli dari gantungan kunci Rp5.000, tongkat Rp30.000 dan wayang Rp50.000-Rp150.000.  

Selain memberikan pengalaman tak terlupakan mulai dari wisata edukasi, kuliner, sejarah, hingga alam. Kamu amu jg bisa menemui beragam bukan oleh-oleh yang bisa kamu bawa pulang dari Desa di Atas Awan ini, dengan #BeliKreatifLokal, kamu membantu mengembangkan perekonomian warga sekitar.

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut