JAKARTA, iNews.id - Meskipun meraup keuntungan yang cukup besar, penghasilan pekerja seks komersial (PSK) online versus wanita simpanan, kira-kira lebih untung mana?. Jika dihitung-hitung keduanya sama sama meraup keuntungan besar, dan pastinya kedua profesi itu juga memiliki resiko yang besar pula.
Nah, sekarang coba kita kupas berdasarkan pengamatan di lapangan, untuk penghasilan PSK online terutama yang beroperasi di apartemen atau hotel di Jakarta. sebut saja PSK online ini bernama Dea (23). Dalam sebulan, PSK yang membuka Open Booking Online (BO) di apartemen Jakarta Selatan ini dapat meraup penghasilan berkisar Rp10 juta-15 juta.
Penghasilan Rp15 juta itu dia dapat dari melayani 2-3 tamu per harinya dengan tarif Rp500 ribu layanan short time dan Rp1,5 juta long time.
“Saya awalnya sewa apartemen harian, tapi sekarang bulanan. Kalau bulanan jatuhnya lebih murah Rp3,5 juta,” kata Dea yang memiliki satu apartemen tipe studio di Jakarta Selatan.
Untuk dapat melayani tamunya tersebut, Dea cukup memasang foto dirinya di aplikasi MiChat dan memberikan kode “open” di statusnya. Dengan kata-kata tersebut, tamunya para pria hidung belang sudah langsung paham.
Sementara, Tantri (25) PSK online meraup keuntungan bersih sekitar Rp4 juta per bulan dengan tarif berkisar Rp500 ribu-Rp750 ribu per sekali kencan. Sebagian uang hasil kencannya dipakai untuk merawat wajah, badan hingga alat vital. “Ya berkisar Rp1 juta-Rp2,5 juta,” katanya.
Dengan wajah glowing dan bodi mulus Tantri yakin dirinya akan laris manis. “Itu belum termasuk pakaian kita ya,” tambah Tantri yang sudah 6 bulan menyewa dua kamar tipe studio di apartemen Cengkareng, Jakarta Barat.
Setiap bulannya, wanita asal Cianjur, Jawa Barat ini juga harus menggunakan skin care merek ternama. Kelengkapan itu meliputi cream malam dan siang, masker, hand body, serum hingga sabun cuci muka. Dia menggelontorkan Rp2,5 juta per dua bulan sekali termasuk perawatan ke dokter wajah dan spa.
Selain perawatan wajah, Tantri harus melakukan perawatan kelamin. Konsultasi dengan dokter kandungan dia lakukan demi mendapatkan obat kontrasepsi yang dibelinya seharga Rp140 ribu. “Ya total buat itu (organ intim) saja minimal Rp300 ribu,” ucapnya.
Beda lagi dengan Lina (21), mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan yang memilih wanita simpanan pengusaha dan pejabat negara. Alasannya, wanita simpanan meraup lebih besar cuan ketimbang PSK online dan yang dibidik pun kelas kakap.
Wanita asal Manado, Sulawesi Utara ini mengantongi Rp15 juta-Rp30 juta per bulan berkat jadi wanita simpanan. Dia sudah dua kali menjadi simpanan. Pertama dari seorang pejabat negara. Darinya dia disewakan apartemen dengan biaya sewa Rp5 juta per bulan. Kemudian, dibelikan Honda HR-V dan dibekali Rp15 juta per bulan untuk kebutuhan sehari-hari.
Kedua, Lina menjadi wanita simpanan seorang pengusaha batu bara asal Kalimantan. Dia disewakan apartemen di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat senilai Rp50 juta selama setahun. Lina dibelikan mobil Honda Civic dan biaya kebutuhan operasional sehari-hari Rp25 juta-Rp30 juta per bulan. “Saya juga bisa membantu perekonomian keluarga hingga merenovasi rumah orang tua,” ucapnya.
Editor : Arbi Anugrah