PURWOKERTO, iNews.id - Program Studi Sains Data Institut Teknologi Telkom Purwokerto telah berhasil menggelar acara bertajuk, Webinar Infografis : Mengemas Pesan Secara Visual. Narasumber dalam acara itu adalah Dosen Prodi DKV ITTP, Arsita Pinandita, selaku narasumber acara dan turut hadir pula Kaprodi Sains Data ITTP, Siti Khomsah.
Tujuan dibuatnya acara ini ialah untuk mengenalkan ilmu visualisasi data, khususnya infografis. Tidak semua orang khususnya orang awam bisa tahan membaca data mentah atau yang biasa dikenal sebagai raw data.
Kaprodi Sains Data ITTP Siti Khomsah menyatakan bahwa penting untuk mempelajari ilmu visualisasi data. “Visualisasi data tidak melulu tentang pemrograman, tidak hanya menampilkan grafik menggunakan histogram dan scatterplot. Selain itu juga bagaimana menata informasi secara visual hasil dari analisis data tersebut, baik dari pewarnaan, tata letak, kemudian fokus informasi yang ingin disampaikan seperti apa dan karena itulah kita belajar tentang infografis,”jelasnya.
Menurut Arsita Pinandita, data sains di era teknologi seperti sekarang ini merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan. Di antaranya salah peranannya yaitu untuk memprediksi tren atau peristiwa ke depannya akan seperti apa. “Kita tidak hanya dituntut untuk mempunyai kemampuan teknis tersebut, tetapi kita juga harus bisa menuangkan segala informasi tersebut agar mudah dicerna oleh orang lain,”ujarnya.
Arsita menambahkan,”Ketika di data science kita belajar memprediksi bagaimana pola untuk membaca gejala dan bagaimana data-data yang saling terkoneksi tersebut bisa disampaikan secara sederhana kepada publik, di situlah bentuk visual yang saat ini lazim dikenal oleh netizen.”
Ditambahkannya, yang menjadi persoalan adalah bagaimana data-data tadi bisa diwujudkan menjadi visual yang mudah dibaca oleh semua orang. Dewasa ini sudah banyak tools atau software di platform digital yang memungkinkan semua orang untuk berkarya tanpa harus belajar tentang desain komunikasi visual sebelumnya.
“Contohnya kita bisa memanfaatkan software Canva, Adobe Illustrator, Adobe Photosop, Corel Draw, atau yang lebih mudah bisa memanfaatkan file-file digital dalam format Vector sudah sangat banyak beterbaran di internet. Hal tersebut tentu membuka peluang bagi semua orang untuk menjadi desainer grafis terkait bagaimana mewujudkan infografis tersebut menjadi visual yang baik,”katanya.
Cara membuat infografis yang menarik ialah seperti yang disampaikan Arsita, yaitu perhatian terhadap pesan dalam infografis. “Visual harus mampu berbicara tanpa adanya teks. Meskipun teks juga diperlukan dalam konteks infografis, tetapi teks ini bukan menjadi sesuatu yang utama,”ujarnya.
“Kenapa tidak menjadi yang utama? Karena visual yang nanti dirancang dalam infografis harus mampu berbicara tanpa kehadiran teks.” sambungnya.
Sehingga visual tersebut harus bisa menjadi dua bagian. Ia bisa menjadi teks yang dalam artian bisa dibaca secara visual, maupun visual yang mampu mengarahkan bagaimana visual tersebut bisa mengidentifikasi teks yang ingin disampaikan.
Juga hal yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan dalam merancang infografis ialah soal logo, simbol, dan indeks. “Logo, simbol danindeks merupakan alat pertama bagi kita dalam melihat teks atau memosisikan visual tersebut bisa disampaikan melalui bahasa yang universal,”tambahnya.
Lalu bagaimana cara mengolah data menjadi bentuk visual? “Secara sederhana, kita harus terlebih dahulu memahami script-nya. Biasanya ketika saya mendapat brief dan mendapat script, akan saya catat poin-poinnya yang penting. Karena poin-poin tersebutlah yang nantinya akan menjadi bentuk visual selanjutnya,”ujarnya.
Terakhir, salah satu alasan utama mengapa visualisasi data sangat penting ialah karena visualisasi data memberi gambaran yang jelas tentang apa arti dari sebuah informasi dengan memberikan konteks visual melalui grafik. Hal ini membuat data lebih mudah untuk dipahami oleh pikiran manusia, sekaligus memudahkan untuk mengidentifikasi tren dan pola dalam kumpulan data yang besar.
“Untuk teman-teman yang ingin bekerja dengan pendekatan visual, perbanyaklah referensi untuk membaca literasi visual karena itu akan memperkuat data dan analisis yang nantinya ingin disampaikan, juga ke depannya kita akan menghadapi era data yang semakin tidak dapat kita prediksi,”paparnya.
Editor : EldeJoyosemito