Dia membawa informasi ini ke dokternya yang mengatakan kepadanya; "Saya tidak dapat mendiagnosis Anda dengan itu karena saya tidak tahu apa-apa tentang itu." "Jadi dia merujuk saya ke spesialis payudara di rumah sakit. Tetapi dokter yang dirujuk juga tidak tahu tentang hal itu dan saya pergi bersama ibu saya dengan perasaan putus asa karena kurangnya bantuan yang tersedia," paparnya.
Melansir Daily Star, Ahad (21/8/2022), hanya karena keberuntungannya untuk berubah ketika perawat yang telah melihat semuanya sebelumnya, kebetulan melihatnya turun dari koridor. "Ketika saya berjalan keluar ruangan, berjalan menyusuri koridor untuk pergi dengan ibu saya, perawat lain datang ke koridor dan dia melihat dada saya dan dia berkata, 'Ya Tuhan, Sindrom Polandia'," katanya.
"Saya pernah melihat itu sebelumnya, datang dan bicaralah dengan saya. Jadi, saya dan ibu saya pergi ke ruangan itu dan berbicara dengannya dan dia berkata, 'ya, ini dia. Saya pernah melihatnya sekali sepanjang karier saya. Mungkin Anda harus pergi menemui perawat lain."
"Saya akhirnya menemui sekitar empat atau lima dokter umum, tiga perawat, dua spesialis payudara, dan seorang ahli bedah. Saya harus pergi ke tiga rumah sakit yang berbeda. Saya tidak ingat apakah saya berusia 20 atau 21 tahun, tetapi akhirnya, dokter saya mengirim saya untuk pemindaian ultrasound," imbuh Becca.
Becca kemudian menghadapi begitu banyak dokter yang memiliki pendapat berbeda sehingga dia menyerah untuk mencari bantuan dari profesional medis dan malah mendapatkan bantuan dari komunitas dan belajar cara membantu dirinya sendiri.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta