“Kami memerangi peredaran narkoba. Ini sangat sulit,” lanjutnya. Arosemena mengatakan pihak berwenang di Ekuador akan menangani kepadatan penjara dengan memberikan pengampunan, merelokasi narapidana dan memindahkan beberapa narapidana asing kembali ke tanah air mereka.
“Akan ada lebih dari 1.000 pengampunan, tetapi ini adalah bagian dari proses,” katanya. “Misalnya, memasang pemindai barang di Lembaga Pemasyarakatan Guayaquil untuk menghindari masuknya senjata membutuhkan biaya USD4 juta,” jelasnya.
Dia juga mengatakan Ekuador akan menerima bantuan internasional dari negara-negara seperti Kolombia, Amerika Serikat (AS), Israel dan Spanyol untuk menangani krisis di penjara-penjaranya. Bantuan tersebut akan berupa sumber daya dan logistik.
Pertumpahan darah terjadi kurang dari dua bulan setelah pertempuran di antara geng menewaskan 119 orang di penjara, yang menampung lebih dari 8.000 narapidana.
Komandan polisi Jenderal Tanya Varela mengatakan pada pagi hari bahwa drone yang diterbangkan di atas kekacauan mengungkapkan bahwa narapidana di tiga paviliun dipersenjatai dengan senjata dan bahan peledak.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta