get app
inews
Aa Text
Read Next : Mahasiswa Unsoed Ciptakan Permainan Cegah Stunting, Raih Medali Emas Kompetisi Internasional

Unsoed Bersama Pemkab Tegal Kembangkan Tanaman Herbal 

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 06:35 WIB
header img
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tegal, khususnya di Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Kalibakung. (Foto Dok Unsoed)

TEGAL, iNewsPurwokerto.id -Peluang usaha tanaman herbal yang prospektif membuat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tegal. Khususnya di Wisata Kesehatan Jamu (WKJ)  Kalibakung dan  warga Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang.

Saat ini, sudah tersedia lahan 9,2 hektare (ha), diharapkan  bisa memenuhi kebutuhan 65 persen herbal untuk WKJ Kalibakung sendiri serta permintaan pasar industri herbal. 

WKJ Kalibakung adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) -Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, yang melayani pasien dari berbagai tempat di sekitar wilayah Tegal dan beberapa daerah di Jateng serta Jawa Barat, bahkan hingga Jakarta. Pasien yang berobat ke tempat pelayanan kesehatan herbal satu-satunya di Jateng ini, diperiksa oleh dokter, dan obatnya berupa ramuan herbal atau jamu.  

"Kami berterima kasih kepada Unsoed yang telah menjalin kerjasama ini. Teknisnya nanti kita bicarakan lebih lanjut, dan kami siap memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan. Kami berharap pada tahun 2023 kerjasama ini sudah terwujud dan berjalan sesuai harapan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tegal," ujar Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Tegal Drs. Dadang Darusman, MM yang mewakili Bupati Tegal saat audiensi dengan Tim Unsoed di ruang rapat Sekda Kabupaten Tegal, Kamis (25/8/2022) dalam rilis tertulis yang diterima iNewsPurwokerto.id.

Dadang Darusman didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr. Ruzaeni, SH  M.M, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Wisata Kesehataan Jamu (UPTD WKJ) Kalibakung Umi Diyah Arti, S.KM dan Kepala Desa Kalibakung Mujiono, ST MH. 

Sedangkan dari Tim Unsoed, terdiri Wakil Rektor Unsoed Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Dr. Waluyo Handoko, S.IP.,M.Sc, Kepala Badan Pengelola Usaha (BPU) Unsoed Dr. Adi Indrayanto, SE, M.Sc, Koordinator Administrasi Umum BPU Unsoed Erlina Savitri, SE, MM dan Ketua Tim Riset dan Pemberdayaan Herbal- Program Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek Dikti) Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si beserta tim.

Audiensi ini sebagai tindak lanjut dari riset yang dilakukan Dr Adhi Iman Sulaiman bersama tim di Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal pada bulan Juli - Agustus lalu. 

Riset dengan tema "green economy" yang dikemas dalam bentuk pemberdayaan berupa budidaya tanaman dan produk herbal itu, diikuti 27 orang, terdiri 15 orang dari unsur PKK, Posyandu dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari generasi muda Desa Kalibakung, 5 orang dari UPTD WKJ Kalibakung dan 5 orang mahasiswa Unsoed.    

Saat penutupan kegiatan pada Rabu (3/8/2022) lalu di WKJ Kalibakung, Bupati Tegal Dra.Umi Azizah meyakini, ke depan pengobatan herbal akan berkembang dan diminati masyarakat. Hal ini seiring isu global dan gaya hidup kembali ke alam atau back to nature menjadi tren saat ini sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alami, termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat atau herbal. Namun, banyak kalangan di masyarakat yang belum memiliki informasi yang cukup tentang tanaman berkhasiat obat.

Untuk lebih mempopulerkan tanaman herbal, termasuk budidaya,aneka produk herbal dan keberlangsungan peluang usaha tanaman herbal pada masa mendatang, maka Unsoed dan Pemkab Tegal sepakat menjalin kerjasama.

Dadang Darusman yang juga alumni Program Magister Manajemen Unsoed menegaskan, saat ini sudah tersedia total lahan seluas 9,2 hektar untuk ditanamai aneka jenis tamaman herbal, seperti temulawak, kumis kucing, jahe, kunir, daun tempuyung, meniran,sambiloto, salam, kayu manis, kunyit, kencur, sereh, lengkuas, kapulaga dan sebagainya. 

Lahan seluas 9,2 hektar tersebut terdiri 4 hektar milik desa di Desa Kalibakung Kecamatan Balapulang, 4 hektar di Taman Teknologi Pertanian (TPP) di Dukuh Durensawit, Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, dan 1, 2 hektar di belakang UPTD WKJ Kalibakung di Desa Kalibakung. 

Luas lahan itu bisa bertambah, kata Dadang Darusman, karena masih banyak areal pertanian di Tegal yang belum dimaksimalkan untuk budidaya tanaman herbal. 

Masyarakat akan dilibatkan dalam budidaya tanaman herbal di tiga tempat itu, dan Unsoed melalui Badan Pengelola Usaha (BPU) yang memiliki jaringan luas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli di bidangnya, siap melakukan pendampingan dari sisi teknis hingga pemasaran.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Tegal juga akan dilibatkan melakukan pendampingan dalam budidaya tanaman herbal.

"Pemanfaatan lahan untuk ditanami aneka jenis tanaman herbal itu, nanti ditata semenarik mungkin, agar bisa menjadi kawasan Agro Edu Park. Di sini, masyarakat bisa belajar tentang aneka jenis tanaman herbal sambil berwisata,” ujarnya. 

Pemkab Tegal, lanjut Dadang darusman, sedang menyusun regulasi baru untuk mengubah status WKJ Kalibakung dari UPTD menjadi Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) pada tahun 2023 mendatang, agar lebuh leluasa dalam berusaha dan berinovasi. 

“WKJ Kalibakung sendiri merupakan program unggulan Pemkab Tegal yang tidak dimiliki kabupaten/kota lain di Jateng, jadi harus ditonjolkan " ujar Dadang Darusman.

Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan tanaman herbal sebagai bahan ramuan obat untuk pasien di WKJ Kalibakung,  35 persen dipenuhi sendiri dengan menanam di sekitar WKJ Kalibakung. Selebihnya, 65 persen dipenuhi dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Kemenkes di Tawangmangu Karangnyar dan Pasar Gede di Solo.

WKJ Kalibakung saat ini mendapat tawaran untuk memasok kebutuhan tanaman herbal dari empat industri herbal. Yakni PT Kimia Farma minta dikirimi daun tempuyung 6 ton per bulan, PT Sidomuncul minta tanaman sledri 3,5 ton perbulan dan jahe merah 6 kuintal per bulan, PT Bintang Toedjoe minta jahe 3 ton per bulan dan PT Indesso Aroma Purwokerto juga minta dikirimi daun kumis kucing dalam jumlah banyak.   

Namun permintaan itu belum bisa dipenuhi, karena regulasi yang mengatur bahwa WKJ Kalibakung masih berbentuk UPTD, belum BLUD. 

Dengan perubahan status menjadi BLUD mulai tahun 2023 mendatang, dan seiring kerjasama Pemkab Tegal dan Unsoed, diharapkan WKJ Kalibakung bisa lebih leluasa mengelola keuangan sendiri.

Wakil Rektor Unsoed Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Dr. Waluyo Handoko, S.IP.,M.Sc mengemukakan, Unsoed  siap segera mewujudkan kerjasama ini, baik dalam permodalan dan mengerahkan dosen-dosen yang ahli di bidang farmakologi, bioteknologi, pertanian dan marketing. 

"Kelak, di lahan itu, juga bisa dijadikan wahana bagi dosen dan mahasiswa Unsoed untuk melakukan kegiatan penelitian, pengabdian dan kerjasama atau kemitraan saling menguntungkan antara WKJ Kalibakung dan masyarakat Desa Kalibakung dengan BPU Unsoed khususnya," ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala  BPU Unsoed Dr. Adi Indrayanto, SE, M.Sc menyambut baik kerjasama Unsoed - Pemkab Tegal. "Unsoed sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang menerapkan pola keuangan Badan Layanan Umum (BLU), siap mewujudkan berbagai pola dan bentuk kerjasamanya termasuk dengan WKJ Kalibakung dan masyarakat Desa Kalibakung untuk memenuhi kebutuhan bahan baku herbal di WKJ Kalibakung dan industri herbal," ujar Adi Indrayanto.

Ketua  Tim Riset dan Pemberdayaan Herbal- Program Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek Dikti) Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si mengemukakan, pihaknya mengucapkan terima kasih sudah didukung hasil penelitianya oleh Wakil Rektor IV Unsoed, BPU dan Pemerintah Kabupaten Tegal khususya WKJ Kalibakung dan Pemerintah Desa Kalibakung. 

“Semoga kerjasama ini  berkesinambungan untuk kesejahteraan masyarakat Desa kalibakung dan sekitarnya yang nantinya menjadi produsen pemasok bahan herbal,” harap Adhi Iman Sulaiman.

Menyusul adanya kerjasama ini, ujar Adhi Iman, target jangka pendeknya, yakni perlunya kelanjutan pemberdayaan, pendampingan dan kerjasama antara Unsoed, masyarakat Desa Kalibakung dan  WKJ Kalibakung untuk membudidayakan komoditas tanaman herbal. 

Saat ini, lahan 4 hektar yang disediakan oleh pihak Desa Kalibakung, sudah mulai diuji coba ditanami oleh kelompok budidaya tanaman herbal. 

“Kemudian perlunya  mempercepat kerjasama ini, dengan segera menempatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, program magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dan kerja praktek di Tegal. Mahasiswa dan dosen pendamping yang dilibatkan diantaranya dari Fakultas Pertanian, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Biologi dan Ekonomi" ujar Adhi Iman Sulaiman.    

Hal tersebut didukung oleh Wakil Rektor IV dan Asisten Sekda untuk menyusun kebutuhan apa saja yang dimiliki dan bisa dikerjasamakan antara Unsoed dengan  WKJ Kalibakung dan masyarakat Desa Kalibakung Tegal.

Target jangka panjang, lanjut Adhi Iman, kerjasama ini diwujudkan dengan membuka pendidikan vokasional seperti sertifikasi pelatihan-pelatihan keahlian herbal, atau lembaga setara diploma satu dan diploma tiga herbal. 

"Seperti di Politeknik Kesehatan Kemenkes di Surakarta terdapat jurusan Jamu. “Dan WKJ Kalibakung bisa membuka pendidikan  vokasional jamu, karena memiliki peralatan laboratorium yang lengkap  dari Kemenkes  untuk pengolahan pasca panen tanaman herbal,” ujar Adhi Iman Sulaiman. 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut