get app
inews
Aa Text
Read Next : Gelaran Kesenian Jawa Purba, Bangkitkan Sejarah Manusia Terdahulu di Purbalingga

Event Kesenian Jawa Purba Jadi Ikon Baru Gelaran Seni di Purbalingga

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 09:50 WIB
header img
Pagelaran Kesenian Jawa Purba pekan lalu. (Foto Dok Panitia)

DUA pemuda masing-masing Nurcholis Wijianto dan Adam Fauzi memimpin arak-arakan napak tilas Kesenian Jawa Purba (KJP) di Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga

Arak-arakan itu diikuti oleh pelakon seni tetapi juga perwakilan 21 Kelompok Rukun Tetangga (RT). Mereka menampilkan versi terbaik dari tumpeng yang ikut di arak dalam napak tilas tersebut, segala makanan yang sudah sangat jarang dijumpai seperti cingkokah, pelas tawon (pelas lebah), nasi jagung dan lainnya menghiasi tumpeng tumpeng tersebut. 

Nurcholis memaparkan bahwa tumpeng dalam filosofis jawa “tumapaking panguripan–tumindak lempeng-tumuju pangeran dimana memiliki arti“ atau tertatanya hidup, berjalan lurus kepada Tuhan” dengan simbolis nasi mengerucut keatas. 

Dandanan unik tempo dulu dengan peserta lebih dari 350 orang warga menghiasi perarakan tersebut dari mulai para pemuda jawara, tukang nderes, sinden, petani lancingan, ibu-ibu dengan perlengkapannya ke kebun meyemarakkan suasana hari itu. 

Berbagai pengunjung pun hadir dari Purbalingga, Semarang, Purwokerto, Jakarta dan Bandung. Menariknya, para pengunjung mengenakan pakaian jawa sesuai dengan arahan panitia. “Hal ini menjadi titik awal yang baik bagi Kesenian Jawa Purba menarik wisatawan domestik untuk menikmatinya, serta berharap menjadi satu event tahunan Purbalingga,”kata Gita Thomdean Selaku wakil ketua panitia dan konseptor KJP.

Sementara Slamet Santosa selaku ketua panitia mengatakan Bahwa KJP adalah titik awal kebangkitan seni dan budaya Desa Sidareja Purbalingga terlepas dari keterbatasan bahwa Desa masih masuk dalam zona kuning perekonomian. 

Warung RT pada hari pertama mengalami respon cukup baik hampir 90% terjual habis dari 21 Warung RT Jawa Purba. Ia juga menceritakan bahwa arakan napak tilas tersebut mengunjungi tiga tempat yakni petilasan Watu Peninisan berawal dari cerita legenda Desa Sidareja dengan adanya tokoh bernama Kayu Wayang Raja Ingas beliau dipercaya seorang sosok yang sering melakukan “HENING” diatas batu punden didekat sebuah sungai peninisan.

Editor : Elde Joyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut