BALITA perempuan berumur 3 tahun sudah dinyatakan meninggal dunia selama 12 jam namun terbangun saat akan dikuburkan.
Balita bernama Camila Roxana Martinez Mendoza dinyatakan meninggal pada 17 Agustus.
Apa yang terjadi pada balita asal Meksiko itu menguatkan dugaan bahwa dokter salah mendiagnosisnya. Setelah terbangun, dia dibawa kembali ke rumah sakit yang sama di mana dia dinyatakan meninggal.
Insiden terjadi di Salinas de Hildalgo Community Hospital di negara bagian San Luis Potosi, Meksiko tengah. Ibu Camila, Mary Jane Mendoza, mengatakan awalnya putri kecilnya itu muntah dan sakit perut bersamaan dengan demam.
Dia dibawa ke dokter anak di kota kelahiran keluarga Villa de Ramos, yang berada di barat laut San Luis Potosi. Dokter anak itu memberi tahu orang tua Camila agar membawanya ke rumah sakit komunitas. Di rumah sakit inilah dia dirawat karena dehidrasi dan meresepkan parasetamol.
Beberapa jam kemudian setelah keluar dari rumah sakit, orang tua Camila memperhatikan bahwa kondisinya telah memburuk. Mereka lantas membawanya kembali ke rumah sakit di mana dia dirawat antara pukul 21.00 hingga 22.00 malam sebelum dinyatakan meninggal untuk pertama kalinya.
"Sekarang mereka ingin menghubungkannya dengan tetesan IV, mereka membutuhkan waktu lama menghubungkannya ke oksigen, mereka tidak bisa melakukannya karena mereka tidak dapat menemukan nadinya, akhirnya seorang perawat mengelolanya," kata Mendoza, seperti dikutip The Mirror, Sabtu (27/8/2022).
Mendoza kemudian menjelaskan bahwa dia terpisah dari tubuh putrinya dan terkunci di sebuah ruangan sebelum dia bisa keluar melalui pintu lain. Keesokan harinya, selama pemakaman putrinya, Mendoza memperhatikan bahwa panel kaca di peti mati Camila tertutup.
Orang-orang yang menghadiri pemakaman memberi tahu wanita itu bahwa dia berhalusinasi, yang mencegahnya membuka peti mati.
Meskipun demikian, ibu mertua Mendoza memperhatikan mata Camila bergerak sementara anggota keluarga melanjutkan untuk memeriksa denyut nadi, mengonfirmasi dia masih hidup dan terbangun.
Camila kemudian dibawa kembali ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal untuk kedua kalinya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta