get app
inews
Aa Text
Read Next : BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto Sosialisasikan Aplikasi JMO di Purbalingga

Film Sepuh dan Lakon Ki Jhono dan Ki Jalu Jadi Terbaik di FPP 2022

Minggu, 04 September 2022 | 08:20 WIB
header img
Penyerahan penghargaan pada malam penganugerahan FPP 2022, Sabtu (3/9/2022) di Bioskop Misbar Purbalingga. (Foto Dok Panitia FPP 2022)

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id - Film berjudul “Sepuh” dengan sutradara Lukman Maulana produksi Saka Widya Bakti Budaya (SWBB) Kabupaten Purbalingga menyabet Film Fiksi Terbaik Festival Film Purbalingga (FFP) 2022. 

Sementara Film Dokumenter Terbaik diraih “Lakon Ki Jhono lan Ki Jalu” sutradara Fikri Cahya Putra Wara produksi B2 Film SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara. 

Penyerahan penghargaan pada malam penganugerahan, Sabtu (3/9/2022) di Bioskop Misbar Purbalingga.

“Film ini lahir dari proses kreatif saya bersama teman-teman berbagai sekolah SMA dan SMK di Purbalingga. Semoga film ini dapat mengingatkan kita semua akan orang tua kita,” demikian Lukman saat pidato kemenangan di atas panggung seperti rilis yang diterima iNewsPurwokerto.id pada Minggu (4/9/2022).

Menurut Arief Akhmad Yani, mewakili dewan juri kompetisi fiksi bersama Nugroho Pandhu Sukmono dan Teguh Trianton, pihaknya sepakat mengganjar film terbaik yang mampu menuturkan sebuah ide sederhana yang tidak terpikir oleh banyak orang lain. 

“Film “Sepuh” mampu menyisipkan kritik sosial dalam dialog setiap karakter juga mampu mengaduk-aduk emosi penontonya,”ungkap pegiat komunitas film asal Malang, Jawa Timur.

Sementara Fikri mengungkapkan, dirinya tidak menyangka film garapan dia dan teman-temannya menjadi yang terbaik di FFP 2022. “Terima kasih kepada Ki Anom Sarjono dan Ki Jhono Pamungkas yang bersedia kami repoti beberapa hari dalam proses pembuatan dokumenter ini,”katanya.

Mewakili dewan juri kompetisi dokumenter, Joko Narimo menilai, “Lakon Ki Jono lan Ki Jalu” berhasil tampil sebagai produk tontonan dengan aspek sinematik yang memadai sebagai dokumenter.

“Film ini akan semakin memiliki kekuatan nilai lokalitasnya bila pengkisahan pengalaman subyek dituturkan dalam Bahasa Panginyongan sebagai identitas kultural masyarakat Banyumas Raya,” tutur Joko, pegiat literasi dan videomaker asal Boyolali bersama kedua juri lain, Tri Adi Sumbogo dan Muhammad Ridlo Susanto.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut