get app
inews
Aa
Read Next : DevFest 2023, 3.400 Pengembang Teknologi Bahas Teknologi AI hingga Accessibility

Kisah Sukses Perjalanan Pendiri Spotify Daniel Ek, Menginspirasi Karena Pernah Ditolak Google

Rabu, 07 September 2022 | 16:01 WIB
header img
Kisah Sukses Perjalanan Pendiri Spotify Daniel Ek, Menginspirasi Karena Pernah Ditolak Google. Foto: Reuters

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kisah sukses perjalanan pendiri Spotify Daniel Ek sangat menginspirasi. Pasalnya, sejarah pendiri aplikasi musik Spotify ini pernah ditolak google karena tak miliki ijazah.

Spotify sendiri berdiri untuk mengatasi masalah pembajakan musik. Alasan Daniel tersebut karena sebelum layanan streaming musik populer, banyak orang mengunduh file musik secara bajakan.

Aplikasi inovatif temuannya pun berhasil mengubah industri musik di dunia dan merupakan dasar dari sejarah Spotify. 

Berikut ini kisah sukses perjalanan pendiri Spotify, dikutip dari berbagai sumber.

Daniel memiliki passion di bidang teknologi sejak kecil. Dia dibesarkan oleh ayah tirinya yang bekerja di bidang teknologi informasi. Sebagai seorang anak, Daniel sudah memprogram kode dasar sambil mendengar musik. 

Pada usia 14 tahun, Daniel membuat halaman web di ruang komputer sekolah menengahnya. Dia menjual dengan harga murah. Dia pun merekrut teman-temannya untuk membantunya. Dengan bisnis kecilnya, dia menghasilkan 15.000 dolar AS per bulan, yang sebagian besar diinvestasi dalam video game. 

Kemudian, dia berinvestasi di server tempat dia meng-host halaman web. Dengan cara tersebut, dia meningkatkan keuntungan lebih besar lagi. 

Tidak puas dengan itu, pada usia 16 tahun, Daniel mencoba melamar ke Google karena terobsesi dengan kecepatan platform tersebut. Namun ditolak karena tidak memiliki ijazah. Setelahnya, dia mencoba menciptakan mesin pencari sendiri tapi gagal. 

Kemudian dia memilih melanjutkan pendidikan ke universitas, tapi drop out di tahun pertama. Tak lama setelah itu, dia berhasil membangun sistem yang menghasilkan 2 juta dolar AS. 

Di usianya ke-23 tahun, Daniel memiliki Ferari, apartemen mewah di Stockholm, dan pergi ke tempat dengan layanan VIP. Namun kemewahan dan uang tidak memberinya kebahagiaan. 

Depresi membuatnya meninggalkan kehidupan mewah. Teknologi tidak berhasil membimbingnya ke jalan menuju kebahagiaan, jadi dia mencari perlindungan pada hasrat keduanya: musik. Daniel memainkan gitar, bass, drum, piano, dan harmonika.

Pada tahap itu, Daniel bertemu dan menjalin persahabatan yang erat dengan Martin Lorentzon, direktur perusahaan tempat dia bekerja sebelumnya. Pada saat yang sama, Martin juga tidak mengalami masa paling bahagia dalam hidupnya.

Editor : Aryo Arbi

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut