PURWOKERTO, Inews.id - Kisah inspiratif Siswanto (38) atau Siboen sudah tidak diragukan lagi, seorang pemuda desa yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) namun mampu menggerakkan pemuda Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas untuk berubah. Mendapatkan penghasilan yang layak, dari sebelumnya bekerja sebagai buruh kasar, pedagang serta petani, hingga memilki penghasilan Rp5 juta hingga Rp15 juta per bulannya.
Semua tidak lepas dari bimbingan Siboen, YouTuber dengan 1,22 juta subcriber ini. Namun, perjalanan itu semua tidak dilalui Siboen dengan mudah, selain terlahir bukan dari keluarga mampu, kesuksesan pria sederhana ini juga dilalui dengan penuh kisah pilu.
Usai dirinya mencari tahu tentang pendapatan melalui YouTube, dia meyakinkan diri jika mampu menjadi seorang konten kreator. Atas persetujuan sang istri, dia pun nekat menggadaikan perhiasan milik istrinya yang dibeli dari hasil kerja sang istri sebagai uang panjer atau DP kredit handphone.
Namun, dia sempat bingung bagaimana membuat konten dan mengambil gambar, hingga akhirnya untuk pertama kalinya dia membuat video tentang komedi yang diperankan oleh anak-anak di desanya. Masih dengan menggunakan akun lamanya Siboen Nugroho, video tersebut sepi penonton, hingga dia putus asa jika jalan hidupnya bukanlah menjadi YouTuber, sedangkan kebutuhan rumah dan kredit handphone harus tetap dia bayarkan.
"Selama tiga bulan proses pembuatan 5 video komedi ini dan jadi, lalu saya upload ke Siboen Nugroho ini tidak ada minat menonton, warganet tidak ada yang tertarik menonton. Akhirnya saya berhenti membuat konten komedi. Saya berfikir saya tidak berjodoh cari rejeki di YouTube. Nah saya ada handphone jadul dipakai bareng bareng sama istri saya, hasil dari menggadaikan perhiasan untuk DP kredit handphone itu, DP nya hasil dari gadaikan perhiasan. Setelah berhenti, dalam kefrustasian konten tidak laku, cicilan handphone masih jalan, dibengkel sepi, saya mulai berfikir lagi, sudah kredit masa tidak dimanfaatkan," ucapnya.
Ditengah sepinya bengkel dan kefrustasian itu,datang seorang pengendara motor yang hendak menservice motornya karena memiliki permasalahan pada aki (accu). Namun karena dia tidak memiliki pengalaman membongkar motor tersebut, dia pun sempat menolak pelanggan tersebut. Tapi pelanggan tersebut malah mengarahkan Siboen untuk membuka tutorial di YouTube.
"Selagi kebingungan itu, sekitar seminggu ada pelanggan motor N-Max datang minta kontrol aki (accu), nah saya tidak tahu posisi aki-nya itu di mana?, kebingungan karena ini motor mewah dan baru, saya belum pernah pegang takut keliru jadi saya mengatakan tidak bisa. Saya sudah berusaha nyari tapi tidak ketemu, saya menyerah. Nah yang punya motor ini ngomong sama saya ‘mas lihat di youtube, mungkin ada’ dan pemilik motor ini nunjukin ini ada tutorialnya, coba dipelajari," ceritanya.
Namun dari tutorial yang ada di YouTube tersebut tidak ada yang dia pahami sama sekali. Bahkan, dirinya yang seorang mekanik mesin motor mengaku kesulitan memahami alur tutorial tersebut, hingga akhirnya tutorial yang sulit dipahami itu menjadi idenya untuk membuat konten tutorial konten yang dapat dipahami semua orang, meskipun bukan seorang mekanik.
"Melihat konten tutorialnya itu susah dimengerti, saya seorang mekanik saja nonton kesulitan memahami, jadi ada dorongan saya bikin, di lain sisi kenapa saya terdorong, tadinya ingin punya pendapatan," ucapnya.
Tanpa disangka, usai mendapatkan inspirasi membuat tutorial yang dapat dipahami semua orang, dirinya mengaku tak bisa berbicara saat berada di depan kamera. Saat itu tubuhnya gemetar, suaranya gagap, dan tidak dapat bernarasi saat berada didepan kamera, hingga dia putuskan menggantinya menggunakan teks. Namun masalah lain muncul, ruang memory di handphonenya tak mampu menyimpan video hingga lebih dari tiga menit, padahal dalam proses pembuatan video tutorial itu, dirinya membutuhkan waktu hingga bermenit-menit.
"Kesulitan yang paling utama itu keterbatasan ruang memory, kemudian kemampuan perangkat yang tidak bisa maksimal, dalam arti, baru nyuting berapa menit, memorynya penuh, sedangkan tidak punya perangkat lain untuk menyimpan file. Ini jadi kendala, maka saya nyutingnya balapan sama kapasitas memory, pakai handphone dulu yang kapasitas 500 mb. Tahun 2017 itu. Itu yang hasil kredit handphone," ujarnya.
Selain masalah bernarasi, kapasitas handphone belum selesai, dirinya ketambahan masalah lainnya, yakni sinyal yang tidak stabil didesanya. Sehingga untuk mengupload video hasil rekamannya itu ke YouTube, dirinya harus menuju balai desa yang memiliki fasilitas WiFi satu-satunya.
"Saya mengalami kendala uploadnya. Uploadnya sinyalnya itu sulit sekali, dibengkel lama saya nyaris tidak ada sinyal. Jadi setiap jam 4 sore Tutup bengkel membawa bahan (video) nunut (numpang) WiFi desa," ucapnya.
Namun, setibanya di balai desa, dia melihat banyak pemuda yang tengah memanfaatkan fasilitas WiFi desa untuk bermain game. Karena pakaiannya kotor sepulang dari bengkel, maka Siboen pun memilih untuk mengupload videonya itu di sebuah kios kosong yang telah rusak dan tidak digunakan tepat berada di depan balai desa.
Meskipun sinyalnya sampai di kios tersebut, namun untuk mengupload satu video, dia harus menunggu hingga 6 jam. Pasalnya sinyal sangat lambat kala itu, sehingga dia baru menyelesaikan upload video tersebut mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
"Durasi 3 menit nguploadnya jam 4 sore selesainya jam 10 malam, maklum wifi desa, handphonenya saya taruh kejar sinyal wifi, saya tunggu sambil duduk duduk disitu, tiduran pakai kerdus. Nanti kalau sudah selesai saya baru pulang," ceritanya.
Namun siapa sangka, video tutorialnya tentang tambal ban dan karburator yang diunggahnya di kios rusak yang tidak digunakan tersebut malah meledak. Banyak warganet yang menonton dan jumlah subscribernya mendadak naik secara alami. Sejak saat itu, channelnya banyak menjadi referensi semua orang, bahkan kepercayaan dirinya terus tumbuh dan dirinya mulai dapat berbicara di depan kamera sambil menjelaskan kepada penonton dengan cara streeming, dengan tujuan menghemat memory handphonenya.
Selama enam bulan lebih dia membuat konten hingga memiliki pendapatan dari YouTube, akhirnya dia putuskan untuk membeli kios rusak yang berada didepan balai desa itu. Dia menganggap jika kios tersebutlah sejarah perjuangannya hingga mendapatkan penghasilan dari YouTube. Kini kios tersebut telah dibangun rumah dan juga bengkel tempatnya tinggal hingga saat ini.
"Jadi alasan rumah ini harus saya beli, sejarahnya, karena ngupload video yang bikin chennel saya meledak itu video karburator sama video nambal ban. Nah uploadnya itu disini, dirumah kosong yang sekarang saya beli dan saya tempati saat ini. Itu dulu sekitar 2017 bulan November," ujarnya.
Tapi perjuangan dan cerita inspiratif Siboen belum berhenti sampai disini, bagaimana dia bisa menghasilkan uang Rp150 juta per bulan dan mencetuskan Kampung YouTuber dengan kisah pilu dan dianggap memiliki pesugihan karena kaya mendadak, bahkan cibiran dari masyarakat akan kesuksesannya. Tunggu cerita lengkap selanjutnya tentang Cerita Siboen!
Editor : Arbi Anugrah